Jumat, 21 Januari 2022

bertahan

apa yang benar-benar kuinginkan dalam hidup, tidak jelas, aku hanya bisa meraba-raba sedikit dari cahaya yang terlalu jauh untuk kugapai dan berharap mampu menerangi jalanku. terkadang kupikir aku yang berlari menjauh dari cahaya itu, tapi herannya aku tetap bisa berjalan meski harus terbentur, terluka dan jatuh bangun menghadapi diriku sendiri.

aku sedang tidak baik-baik saja, tapi aku belum meminta bantuan siapa pun, aku hanya cerita sedikit tadi pagi dengan salah seorang teman. sudah 2x 24jam aku sama sekali tidak bisa tertidur. kalau pun tertidur aku akan terbangun mendadak karena kaget oleh sesuatu yang sebenarnya tidak ada apa-apa. aku hanya seperti melupakan sesuatu lalu aku terbangun dengan tidak berhasil mengingat apa pun yang membuatku terkejut. 

kali ini tidak hanya mentalku seperti yang sedang bermasalah, bahkan fisikku juga terganggu. aku menstruasi sudah seperti air dalam gelas yang dicurahkan, dan sudah berlangsung 2 hari juga nyeri ini tidak kunjung hilang. aku mencoba mengalihkan kegelisahanku dengan lebih memfokuskan pada keram perutku. jadi aku tidak terlalu mempermasalahkannya. biasanya aku pasti sudah menangis sesenggukan sampai tertidur tapi ini aku bahkan tidak menangis, hanya sedikit sekali sebelum memutuskan mengisi blog ini.

aku sedang tidak ingin banyak bicara, aku sedang menarik diri dari hal-hal di luar kuasaku. aku sedang merutuki banyak hal yang tidak kulakukan atau pun yang kulakukan. 

adilkah dunia pada orang-orang sepertiku?

aku membayangkan diriku menua sendiri di rumah, lalu aku akan menemukan diriku mati terjatuh di kamar mandi sendiri setelah beberapa hari tidak ada peradaban menurut tetangga, maka pintu rumah pun didobrak dan di sana lah aku tergeletak, barangkali terjatuh subuh hari saat hendak bangun berwudhu untuk sholat subuh atau tengah malam saat ingin tahajud. 

aku juga membayangkan masa tuaku di mana aku akan lebih berdamai degan Tuhan, tidak lagi menanyakan banyak hal, menyangkal banyak hal. barangkali dengan begitu hatiku akan lebih tenang, tidurku lebih nyenyak.

mungkin jika berumur panjang aku akan mati di umur 60 atau 65 barangkali, saat sudah pensiun dari pekerjaanku, mungkin aku sudah mendapatkan profesor atau guru besar. atau bisa jadi jika beruntung aku akan mati muda, di umur 40an barangkali. sebelum mendapat profesor tapi aku sudah menyelesaikan doktorku.

aku tahu aku akan baik-baik saja, seperti biasa.

ternyata tanganku sudah mulai gemetar sepertinya efek belum tidur. baiklah, aku akan menutup tulisan malam ini. bertahanlah. bertahan untuk diriku sendiri.

Selasa, 04 Januari 2022

Bangkai

Hal-hal baik yang kita reka di kepala kita untuk menutupi betapa fragile-nya sebenernya kita, atau sekadar sebagai self defense mechanism untuk, yah, lebih baik tidak usah dipikirkan, ya, lebih baik aku pura-pura tidak tahu karena aku tidak mau nanti begini begitu, tidak mau ribut, tidak ingin membuat malu, kemudian akhirnya menjadi hal yang paling menjijikan ketika semakin disadari. 

Awan mendung dan gelap yang selama ini coba untuk tidak pernah diusik atau sekadar ingin dibersihkan kelamaan memudar dan menunjukkan betapa busuknya yang ada di baliknya.
betapa bangkai tidak pernah tidak berbau.

jaket lusuh

hari ini aku membuka lemari pakaianku menyusun ulang beberapa helai ingatan dan membersihkan debu dari kenangan. aku melihat jaket sag...