Minggu, 13 Oktober 2013

Gadis Kecil

Terlihat gadis kecil yang riang berlarian sebelum sang Bunda memanggilnya untuk mandi sore karena harus pergi mengaji. Keriangannya tak pernah hilang, ia anak pemberani tapi keras kepala. Bundanya berkali-kali memanggil, namun ia masih saja berkata "sebentar lagi, Bunda". Jika sudah begini sang Ayah akan ikut memanggil, maka tanpa menunda ia langsung berlari pulang. Selalu saja begitu.

Kedua kakak perempuannya selalu menjahilinya dengan memanggil 'anak bertuah'. Istilah itu memang berasal dari Bunda untuk gadis kecilnya yang paling bontot. Bunda memang sedikit lebih memanjakannya, tapi bukan berarti ia anak yang kolokan. Menurut bunda ia anak yang spesial, makanya dinamakan bertuah.

Jika menjelang maghrib, ia akan berangkat ke "langgar" untuk mengaji. Bunda dulunya memang seorang guru mengaji tapi semenjak gadis bontot nya beranjak besar ia tidak lagi mengajari mengaji, mata bunda juga sudah mulai sakit jika terlalu lama pakai kacamata. Jadi dari ketiga anak bunda, hanya gadis kecil bontotnya yang mengaji di langgar.
Sejak kecil kedua orang tuanya selalu mengajarkan kebaikan, selain mengaji di langgar, si bontot juga disekolahkan arab, jadi di SD nya setelah pulang sekolah sekitar pukul 15:00 sekolah arabnya pun dimulai, disana ia diajarkan banyak hal, banyak cerita tentang kisah para nabi, tentang sejarah agama islam, tajwid, hafalan ayat, dan di ajarkan bermimpi.
Ia anak pemberani, benar bertuah seperti kata bunda. Ia tumbuh dengan baik, disekolahkan di Tsanawiyah kemudian masuk ke Aliyah dengan ranking yang selalu membuat Ayah bunda bangga. Tidak ada yang salah bukan, ayah bunda sudah mendidik dengan benar. Lalu kemana sekarang si gadis kecil bontot anak bunda? Ia menjadi seorang lesbian, tinggal bersama dengan belahan jiwanya.
Dimana kesalahan itu terjadi sebenarnya jika banyak orang menganggap cinta yang ia jalani salah. Apakah Orang tua nya yang salah mendidik? Lingkungan? Pergaulan? Bahkan ia merupan aktivis lembaga dakwah saat kuliah, teman-temannya tidak ada satupun yang lesbian. Lantas dimana salahnya....
Harusnya mereka paham bahwa bibit lesbian itu sudah ada jauh tertanam sejak ia kecil. Sejak ia diam-diam gemas dengan teman perempuannya, bermain bersama, pergi mengaji bersama. Hingga beberapa kali ia mencium teman perempuannya yang menggemaskan itu.
Tidak, Ayah bunda tidak pernah tahu itu. Ayah hanya tahu jika anak bontotnya memang sedikit tomboy karena Ayah dulu memang berharap untuk memiliki anak lelaki. Ayah memberinya pistol-pistolan, membuatkan layangan, membelikan mobil kayu yang disorong kesana-kemari. Ya, hanya sebatas itu.
Ayah Bunda tidak salah mendidik seharusnya.

2013.10.13 - 18:12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jaket lusuh

hari ini aku membuka lemari pakaianku menyusun ulang beberapa helai ingatan dan membersihkan debu dari kenangan. aku melihat jaket sag...