bertemu denganmu seperti membaca sebuah novel dalam keadaan terbalik
aku membaca akhir kisah dalam cerita di awal lembarannya.
ada beberapa hal yang aku mau tahu bagaimana, mengapa bisa, kenapa tega, lalu berikutnya tanpa sadar aku sudah bergelung di sofa, tempat tidur, juga ruang-ruang baca favoriteku untuk menghabiskan kisah dari cerita itu.
membaca dari akhir kisah kupikir tidak seberuk itu, ternyata lembar demi lembar yang kubaca berupa torehan luka baru juga gesekan pada trauma masa lalu.
berkali-kali aku mengambil jeda, menarik nafas dalam-dalam, mengelap air mata, namun aku tetap bersikeras ingin tahu bagaimana hingga bisa berakhir tragis, apakah aku masih bisa merasakan sakit lebih dari kisah yang pernah kubaca sebelumnya, atau hanya luka yang sama namun berulang.