Kamis, 28 Maret 2013

Nindia, Kekasih Suamiku

Namanya Nindia, aku melihat nama itu berkedip-kedip di layar telpon genggam milik suamiku.Dua bulan belakangan ini memang sikap suamiku terlihat canggung, dia yang biasanya bersikap hangat denganku. Dan pernah satu dua kali aku tak sengaja mendengar nya berbicara mesra ditelpon.

Kali ini kecurigaan ku rasanya harus kutemukan sebabnya. Aku tidak berani berprasangka buruk sebelum benar menemukan bukti.
Sudah dua panggilan tak terjawab, aku hanya melihat kosong layar telpon ini. Apa yang harus aku lakukan, mungkin perempuan ini merasa cemas karena sudah dua hari ia tidak menerima kabar dari suamiku.

Tentu saja, jangankan memberi kabar membuka mata saja belum sejak kecelakaan dua hari yang lalu. Suamiku jatuh koma. Sekarang aku hanya bisa menunggunya di bangsal ini. Kebetulan tadi Polisi datang mengantar barang-barang yang ditemukan di TKP dan salah satunya telepon genggam.

Sebenarnya ada sedikit kelegaaan dihatiku jika benar suamiku memiliki perempuan lain, paling tidak aku tidak merasa terlalu bersalah karena tidak pernah bisa mencintainya. Orang tuaku lah penyebab pernikahan ini.

Lagu Michel bubble membuyarkan lamunanku, lagi-lagi nama yang sama muncul dilayar telepon. Ah, sebaiknya aku mengangkatnya, menceritakan kejadian yg menimpah Deni.
"Sayaang", suara lembut wanita terdengar dari sana. Kenapa gak angkat telpon ku sih? "Dengan nada sedikit manja.
"Ha.. halloo.. maaf ini aku dewi istri mas Deni". kataku dengan nada sedikit tersendat.
"Eh, maaf mbak. kayak nya saya salah sambung", dia ingin mematikan telpon nya, tapi aku melarang nya, dan menceritakan semua kejadian detail tentang suamiku.
"Datanglah kemari menjenguk deni" kataku

Setelah memastikan aku tidak akan marah ia pun setuju. Sekitar satu jam barulah wanita itu tiba dirumah sakit.
"Nindia", dia menjabat tanganku. Wanita ini cantik, tinggi berambut panjang dengan mata sendu.
"Dewi" jawabku membalas nya. Pantas saja deni berubah belakangan ini, dia pasti sedang tergila-gila dengan wanita cantik ini. Tak lama berbasa-basi kami pun mulai lebih akrab, berbicara banyak hal. Rasanya aku menemukan teman baru yang hangat, ia mendengarkan dan menanggapi dengan baik semua yang aku ceritakan. Tapi entah mengapa rasanya ada desiran kecil letika tanpa sengaja ia menyentuh bahuku. Lalu tatapan mata sayu nya menenangkanku.

Mulai hari itu ia sering meneleponku bertanya kabar deni lalu berakhir dengan cerita tentang kesehariannya. sesekali ia datang menjenguk jika malam atau hati minggu tiba. Karena ia juga bekerja ditempat yang sama dengan Deni.

Setelah hampir 3bulan tidak ada kemajuan kesehatan Deni, keluarga besar memutuskan untuk membawanya pulang ke rumah mama. Rumahnya lebih luas dan mama sudah menyiapkan dokter serta perawat yang akan menjaganya. Mama menyuruhku melanjutkan hidup, entah apa yang dikirkan mama tapi sepertinya ia tahu bahwa deni anaknya kemungkinan tidak akan bertahan.

Dan aku pun hanya seminggu hanya 3 atau 4 kali menjenguk suamiku. Sejak saat itu Nindia tidak pernah melihat Deni tapi yang menurutku sedikit aneh dia justru sering menjengukku. Hampir tiap malam, awalnya aku pikir mungkin dia hanya kasihan padaku, dan rindu dengan Deni. tapi lama kelamaan justru aku lah yang rindu jika ia tidak menelpon atau menjengukku.

Malam ini ia datang, agak terlambat dari biasanya memang. ada meeting katanya. Malam ini aku melihatnya berbeda, ia lebih maskulin dengan kemaja cream dimasukan. Senyumnya hangat seperti biasa dan harum tubuhnya selalu terngiang di otakku. Dia menginap di rumah kami, katanya dia malas pulang. di apartemennya sepi.  Aku merasa semenjak ada Nindia aku tidak lagi kesepian, ia mengisi sudut hati yang rasanya selama ini tidak pernah bisa disentuh Deni.

Aku memberanikan diri menggenggam jemarinya ketika ia tiduran disampingku, lalu ia mendekatkan tubuhnya dan aku benar2 bisa mencium aroma tubuhnya. Dia lama menatap mataku rasanya ia seperti menelanjangi semua pikiranku tentangnya. kemudian ia membisikkan sesuatu ditelingaku, dan ia melumat bibirku, rasanya tubuhku bergetar. Hangat menjalar keseluruh tubuh. Ya, aku tau mengapa aku tidak pernah bisa mencintai Deni, karena aku memang tidak tertarik secara biologis dengannya. Aku hanya menyayangi ia karena ia sudah baik padaku dan ia suamiku. Tapi dengan Nindia, entahlah rasanya sejak pertama kali aku mendnegar suaranya diujung telepon pertama kali ada derisan hangat dihatiku.

Nindia berkata akan menjagaku dengan hidupnya, itu yang ia bisikkan ditelingaku malam ini.

Sabtu, 16 Maret 2013

Text Asli

Lullaby Zhua
2 jam yang lalu melalui seluler
Ingin mencecap manis isi gundukan diselangkangan mu, tapi aku ingat janji ku di seperempat malam dengan Tuhanku.
Sebaiknya ku alihkan saja rasa ku.

#FiksiMini

Lucu, jd saya save

Dulu pernah main games lucu-lucuan di suatu forum namanya "tanya jawab". pengen coba disini deh..
Caranya gampang. Aku akan ngajuin pertanyaan (Q) yg akan di jawab (A) oleh orang yg koment pertama. Selanjutnya dia buat pertanyaan untuk yang koment selanjutnya. Pertanyaannya bisa apa aja, yang sederhana ataupun yg spektakuler :D
Coba yuk.. mulai yaaa..

Q : mending mana.. pacar deket tapi backstreet atau LDR pisah pulau ? hiks :D

jaket lusuh

hari ini aku membuka lemari pakaianku menyusun ulang beberapa helai ingatan dan membersihkan debu dari kenangan. aku melihat jaket sag...