Terkadang aku merasa seperti kita berkejar-kejaran tanpa akan bertemu pada satu titik.
Aku selalu menginginkan kau menjadi seseorang yang ingin kukenang
indah sebagai kekasih, walaupun aku tidak pernah tau pasti bagaimana
perasaamu.
Anehnya kita selalu saja seperti terhubung antara satu sama lain. Terhubung namun tak pernah benar menyatu.
Maka aku ibaratkan kau seperi Bulan dan aku Matahari. Saat aku bisa
kau tak bisa, begitu sebaliknya. Seperti saat Bulan bersinar malam hari
maka matahari tak akan pernah muncul, kemudian ketika siang datang
Matahari bersinar, maka sang Bulan pun 'menghilang'.
Begitulah kita, seperti berkejar-kejaran, entah dengan waktu atau takdir aku tak tahu pasti.
Saat aku sendiri, kau memiliki kekasih dan ketika saatnya aku
memutuskan membuka hati dan mengisinya dengan seseorang ternyata kau
disana sendiri.
Sayang, waktu tak pernah bisa menyatukan kita. Pada hal menurut
kisah yang aku pernah baca, di suatu daerah dibelahan dunia lain sana
Bulan dan Matahari saja pernah bertemu, ada masanya bagi mereka bertemu.
Lalu mengapa tidak dengan kita, jika hanya karena waktu yang tak
pernah pas, maka aku sanggup melawannya namun jika takdir, aku menyerah.
#Balkon Senja, 1 Juli 2013.
Langganan:
Postingan (Atom)
apa kabar?
tahun ini banyak sekali hal baik yang aku temui, selain hubungan percintaan yang sangat baik, keluarga, juga pekerjaan dan finansial. berkah...

-
Sebelumnya saya pernah menulis tentang Tuhan, Cinta dan Lesbian Bersuami dalam blog ini, dan sekarang sedikit melanjutkan pembicaraan tent...
-
tadi malam itu aku sama sekali gak ada kepikiran si kakak Guru ngaji zaman kuliah dulu, memang aku temenan sama beliau di fb tapi kayak nya ...
-
Lhoo bukannya lesbian? Kok bersuami? Emang bisa? Kenapa tidak. Menikah itu kewajiban dari Tuhan, berketurunan dan lain-lain. Tetapi cint...