Selasa, 26 Agustus 2014

Tentang Perempuan

Aku mau bercerita tentang seseorang dari masa lalu. Sungguh aku tak bermaksud untuk menyakiti atau membuat cemburu kekasih. Ini hanya sebuah cerita dari masa lalu. Boleh kan, boleh lah ya... Kan blog sendiri ini juga hehee..

Dulu... dulu sekali, aku mengenal perempuan ini. Perempuan yang selalu tertawa renyah, perempuan yang selalu membuat ku tersenyum bahkan ngakak tertawa jika chatting atau ngobrol via telpon di sela-sela jam kerja kami.

Perempuan ini masih muda, ia selalu ceria, obrolan dengannya selalu berakhir canda. Tidak ada yang serius karena dia sungguh tidak pintar jika di ajak serius.

Perempuan ini terlihat ceria tapi aku tahu ia menyimpan luka. Ia belia, namun sungguh seperti dipaksa dewasa. Perempuan ini keturun tiong hoa, bermata sipit. Dulu aku mengenalnya rambut nya masih berwarna keemasan. Berkulit putih, dan sungguh rambut itu membuatnya semakin terlihat indah, mencolok tapi indah. Aku tidak menemukan kata lain selain menyebut nya indah. Ya, benar-benar indah. Aku sering bercanda mengatakan ia berambut api hahaa.

Perempuan ini suka bermain, berfikiran santai, berhati baja, berjiwa bebas. Hatinya sekuat baja namun sekaligus rapuh seolah tak berbentuk.

Dulu... dulu sekali rasaku padanya nyata. Seperti aku bisa mengingat tawa renyahnya hingga sekarang. Perempuan ini sempat mengisi momen dalam hidupku. Aku membiarkannya, sengaja betul rasanya memberi ruang dalam hati yg sungguh sudah padat berisi.

Entah diama letaknya ia mengalir bagai air, memadatkan isi hati disaat hal2 besar lain tak mampu lagi mengisi. Ia justru masuk, menyusupi setiap inci hati. Aku merasakan kehangatan menjalar pada hatiku. Namun aku tahu, logikaku menolaknya, sayang ia tak kuat. Maka logikaku pergi entah kemana.

Hati yg sudah diisi perempuan itu pun penuh sesak, namun tak sempat terucap. Kurasa bahasa lain yg ku gambarkan untuknya sudah sempurna. Sayangnya, perempuan ini tak pernah serius kataku.
Ia suka tertawa bahkan disaat tawanya terdengar menyayat hati.

Ia perempuan yg kau tak pernah bisa tebak hatinya, ia pandai sekali menutupinya. Apalagi disaat ia merasa terancam, mungkin seperti terancam kenyamanan hatinya sendiri saat ia tersadar ia sudah bermain terlalu jauh. Saat ia menyadari ia sudah terlalu sakit dan rapuh hingga tak pantas membuat orang lain seperti yg ia rasakan.

Perempuan ini penyuka tantangan, saat ia berhasil menaklukan ia meninggalkan nya. Perempuan ini sungguh berhati baja juga serapuh kaca.

Perempuan ini tidak pernah ku miliki, ia bebas seperti merpati. Aku hanya mengenangnya sebagai seseorang yang harus ku lepaskan bahkan sebelum ku miliki. Perempuan yang harus ku relakan sebelum aku pernah memilinya. Entah ku sebut apa ia dalam hidupku. Tapi aku punya momen, dan momen itu mungkin hanya milik ku karena bisa jadi bahkan ia tak pernah mengingat nya.

Perempuan yang tawanya saja membuat jatuh cinta, senyumnya memabukkan, tatapan matanya menelanjangi kesucian, pikirannya liar dan bebas, sebebas jiwanya.

Perempuan itu seseorang dari masa lalu. Masa yang amat sangat lalu.

The End,
Lullaby


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jaket lusuh

hari ini aku membuka lemari pakaianku menyusun ulang beberapa helai ingatan dan membersihkan debu dari kenangan. aku melihat jaket sag...