Kamis, 19 November 2015

Lelucon Tolol Sepasang Kekasih

Kemari mendekatlah, aku ingin menceritakan sebuah lelucon tolol sepasang kekasih. 

Kau tahu, saat kau mencintai seseorang rasa itu biasanya akan tumbuh menjalar keseluruh tubuhmu, pertama tertanam di jantungmu kemudian merayap hingga ke kepalamu. Itu sebabnya orang yang jatuh cinta akan selalu memikirkan kekasihnya, selalu ada rasa rindu di hatinya. Lalu, apakah kau tahu sebuah rasa yang paling menyakitkan saat kau mencintai seseorang? Dekatkan telingamu kemari, aku akan membisikkannya padamu, yang paling menyakitkan dari mencintai adalah sebuah perasaan diabaikan.

Tenanglah, aku belum sampai pada leluconku, bersabarlah. Saat sepasang kekasih saling mencintai bukan berarti mereka tidak akan menemukan rasa sakit atau kecewa bahkan terkadang kesal pada kekasihnya, tentu ada. Namun, jika mereka tulus saling mencintai tak akan berakhir lama semua kesusahan hati itu, bicarakan kemudian esok akan selesai.

Nah, kekonyolan sepasang kekasih ini akan terlihat menjadi lelucon tolol saat mereka hanya saling memendam amarah, sibuk dengan pikiran dan prasangka masing-masing, susah sekali mengutarakan pendapat atau keinginan, seolah mencoba ingin memaklumi semua kekurangan pasangan, namun dibalik itu ada rasa sedikit janggal yang terus menerus menumpuk bagai batu ginjal. Lama-kelamaan menyebabkan seseorang meninggal. Lelucon ini klise sekali dalam sebuah hubungan. 

Dan sebenarnya jika ditarik benang merah dari sebuah perasaan mengganjal itu, yang tersisa hanya sebuah masalah sederhana yang bahkan entah apa. Sesudahnya biasanya mereka akan saling mentertawakan ketololan masing-masing sebab menyembunyikan prasangka yang juga entah apa.

Kau ingatlah pesanku ini saat kau jatuh cinta nanti pada seseorang, jangan pernah membiarkan prasangka menggerogoti cinta dan keyakinan pada kekasihmu. Tabahlah seperti hujan bulan juni, seperti temaram yang terus menerangi, sekuat cobaan yang silih berganti. 

Ingatlah selalu mengapa kau ingin bertahan, sebab kau cinta.

~Lullaby

Sabtu, 14 November 2015

Seperti cinta, begitulah kita.

Kupikir hatiku akan berhenti kemudian beku membatu lama sejak terakhir aku merasakan desiran cinta. 

Setahun, ya setahun lebih mengosongkannya kurasa cukup untuk membuatnya kembali berdesir dan mengalun indah. Cinta memang terkadang bagai orang asing dikehidupan kita, namun sekali kau mengenalnya kau akan akrab bahkan merelakan apapun demi tetap bersamanya.

Cinta memang begitu, sesekali terlihat ramah namun kadang juga dapat menoreh luka hingga berdarah. Namun ia tetaplah cinta, seberapa menyakitkannya jika sejati ia tidak akan mati. Seperti sahabat karibmu, seberapa salah pun mereka, kau tetap memaafkannya.

Dengan cinta kupikir aku akan memiliki sepasang sayap untuk terbang bebas, ternyata terkadang cinta datang dalam bentuk lain, bagai rantai yang mengikat namun kau ikhlas menetap.

Cinta membebaskan, tentu. Namun, kau akan memilih bersama dengannya demi apapun di dunia.

Dan demi apapun yang membahagiakan, aku ingin bisa bersama kekasihku, kleio, seterusnya. Semoga kami bisa mewujudkan keinginan bersama, dipermudah jalannya serta dikuatkan cintanya.

Happy 2nd Monthsary, My Baby Kleio
Mencintaimu tak berkesudahan.


jaket lusuh

hari ini aku membuka lemari pakaianku menyusun ulang beberapa helai ingatan dan membersihkan debu dari kenangan. aku melihat jaket sag...