Rabu, 03 Oktober 2012

Just Share

Punya suami (perempuan) gak neko-neko, rajin kerja, sayang sama istri itu memng sesuatu. Harusnya gak ada memang yg dikeluhkan. yah benar, saya gak mengeluh kok. justru saya harus bersyukur dengan semua nya.

Dulu sebelum mendapatkan nya saya selalu berdoa agar saya menemukan sesorang yg benar-benar mencintai saya sebesar saya mencintai nya. Karena saya tahu bagaimana rasanya sakit ketika cinta tulus kita tidak dibalas dengan sepenuh hati.

Berangkat dari semua perbedaan latar belakang dan kekurangan masing-masing kami membangun impian bersama, meruntukan tembok-tembok pembatas antara kami. Perbedaan kami sebenarnya sangat jauh, apalagi dengan keluarga. Namun kami pelan-pelan berhasil merobohkan tembok perbedaan bahkan membangun jembatan yg secara perlahan saling menghubungkan antara semua orang yg kami sayangi.

Si ayank yg dari keturunan Chines tidak keberatan merayakan lebaran di rumah saya, saya juga pernah ikut main kerumah nya ketika Imlek. Yah biar pun saya tidak bisa makan makanan yg memang gak bole tapi saya tetep seru bantuin masukin kue-kue kedalam bungkusan untuk dibagikan ke saudara si ayank dan pelanggan ayahnya. Waktu lebaran tahun yg lalu si ayank ikut saya pulang kampung, dan hasil nya dia ikutan kami muter-muter keseluruh keluarga kami... haha.

Saya tau sebenarnya si ayank gak nyaman ditanya ini-itu tapi lama kelamaan dia terbiasa. Dia berhasil melepas pembatas dan mencoba memahami apa yg keluarga saya lalukan. Kaluarga saya suka tanya ini- itu mulai dari kerjaan, keluarga, dll. Saya berani ajak ayank juga karena saya tau bagaimana keluarga saya, mereka gak pernah keberatan saya berteman dengan siapa saja, bahkan mereka sendiri juga demikian.

Berbeda dengan keluarga saya, keluarga si ayank justru sangat-sangat pendiam. bahkan tidak bertanya apa-pun pada saya. Jadi kalau mama atau bapak nya ayank itu mau tau sesuatu tentang saya mereka tanya langsung ke mbem, gak tanya ke saya haha.
Lucu memang, saya juga merasa dulunya kok agak aneh yah, tap yah begitulah.. lain keluarga lain kebiasaan.
tapi sampai sekarang bhkan kalau saya gak ikutan pulang kerumah ayank kl dia lg pulang malah ditanyain, kenapa saya gak ikut. dan keluarga saya juga begitu.

Akhirnya kami berhasil mendekatkan diri ke masing-masing keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jaket lusuh

hari ini aku membuka lemari pakaianku menyusun ulang beberapa helai ingatan dan membersihkan debu dari kenangan. aku melihat jaket sag...