Senin, 26 April 2021

nyeri

sejak bangun pagi hari ini rasanya mataku basah. rindu sekali hingga nyeri di ulu hati. dulu aku tidak pernah menyangka bagaimana rasa cinta bisa begitu meyakitkan. perasaan apa ini bahkan aku tidak sanggup menamakannya apa pun. aku rindu sekali. kemarin aku memindahkan sebagian isi foto di hp ke laptop karena memorinya yang sudah tidak sanggup menyimpan semua hal tapi aku terlalu malas untuk memilah mana yang sebaiknya dihapus dan tidak. fotomu tentu salah satu yang tidak akan pernah kuhapus bahkan dari ingatan. saat perasaanku begitu sakit seperti pagi ini, aku semakin banyak berdoa agar hari esok jauh lebih baik, agar aku bahagia, kau bahagia, semua orang berbahagia. 

aku kemarin mendaftar untuk menjadi asesor di BAN S/M, sudah seleksi berkas dan aku lolos, hari minggu kemarin aku juga sudah mengikuti ujian online, menurut jadwal hari ini akan pengumuman hasil ujian online, jika lulus tahap berikutnya akan masuk ujian interview, aku berharap aku bisa lolos hingga lulus. untuk Sumut hanya dicari 40 orang, semoga aku salah satunya. aku sangat berharap ini adalah jalan supaya aku bisa melanjutkan s3. namun bagaimana pun aku tetap tahu batas usahaku, jika sudah kuusahakan, Tuhanlah sisanya yang akan memutuskan.

 

aku berharap aku masih bisa bertanya kabarmu, membaca semua tulisanmu. oh, ya, kau ingat sekumpulan puisimu dulu yang sempat aku edit lalu aku print, beberapa waktu lalu aku membongkar semua fileku karena aku juga sedang mengurus kepangkatanku, aku menemukan kumpulan puisimu sebundel yang pernah aku cetak itu. tentu kegiatan memilih fileku jadi terhenti dan aku terduduk seharian membaca semua puisi-puisimu. berhari-hari juga aku menghentikan kegiatan mencari file itu sampai Odang, kau ingat Odang, kan? iya, sampai Odang menelpon menanyakan bagaimana kepangkatanku, dia menawarkan bantuan menghitung point untuk kepangkatanku dan kami bercerita banyak hal. hidup kadang memang lucu, bagaimana Tuhan kupikir terkadang jahat menyiksa perasaanku, namun Dia hebat sekali membujuk hatiku. Dia mengirim banyak orang baik agar aku tetap melanjutkan hidup, stay on my track. aku berharap kehidupan terus berbaik hati padaku juga padamu. kau akan bertemu banyak orang baik, jangan pernah menutup kemungkinan-kemungkinan dalam hidup ini, buka hati, buka pikiran, bersiap belajar banyak hal, menebar kebaikan. nanti kita akan takjub dengan hasilnya. 

 


Minggu, 11 April 2021

seperti duri

beberapa hari ini mataku kembali basah, aku tahu aku yang pergi, tapi kepergian tidak pernah semenyenangkan pikiran orang bahwa yang pergi tidak lebih sakit dari yang ditinggalkan. aku yang pergi dan aku yang hancur. lalu mengapa pergi? karena bertahan pun kupikir akan bernasib lebih menyedihkan. tidak ada yang lebih membahagiakan selain mendengar kabarmu, bercakap denganmu, sayangnya semua kebahagiaan itu berupa angan sekarang. kita sudah menjadi duri, jika terlalu dekat akan menyakitkan. 

H-1 Ramadhan

menghadapi ramadhan entah dengan perasaan seperti apa ini. aku tidak berkeinginan menghadapi apa pun saat ini, bahkan ramadhan. aku hanya ingin menghabiskan waktu sendiri, tidak mandi seharian, berguling ke sana ke mari, aku sedang benci semua hal, aku benci semua orang, baik yang dekat atau yang jauh. kupikir aku butuh seseorang untuk menemani hari-hari sulitku, namun yang terjadi sebaliknya. ingin punya kehidupan yang mapan, matang, tidak meributkan perihal keinginan, harapan, perekonomian karena semuanya sudah stabil. aku ingin hidup degan tenang, aku bekerja sejak dahulu hanya agar saat masa-masaku seperti sekarang aku harusnya sudah lumayan lebih stabil.

banyak yang bisa kusyukuri dalam hidupku, perlahan semua keinginan mulai terwujud, aku hanya tidak sabaran meghadapi sebuah proses. contohnya saat ini, harusnya aku sudah mulai menaikkan berkas kepangkatanku, tapi yang kulakukan hanya bersedih, bersedih dan terus begitu beberapa minggu ini, bahkan bulan dan tahun. aku harusya sudah naik pangkat sejak setahun setengah yang lalu dan menikmati impasing yang juga tentu naik tapi aku hanya bermalas-malasan.

aku sedang mengurus berkas untuk pengajuan sebagai asesor ban sm, jumat lalu aku sudah ke kampus meminta surat namun rektor tidak di tempat dan sampai detik ini surat belum juga selesai ditandatangani semetara tanggal 14 masuk deadline dan aku harus membuat surat sehat ke rumah sakit negara. kalau tidak teringat masa depan, aku rasanya lebih ingin berdiam diri saja di rumah, pura-pura mati dan tidak perduli dengan masa depan. sayangnya hidup terkadang memberikan tantangan dan aku terlalu bersemangat untuk turut menyelesaikan tantangan tersebut.

aku tidak yakin apakah aku bisa mendaftar, tapi mari berdoa saja. jika memang rezeki tidak akan tertukar, yang penting sudah kuusahakan.

jaket lusuh

hari ini aku membuka lemari pakaianku menyusun ulang beberapa helai ingatan dan membersihkan debu dari kenangan. aku melihat jaket sag...