Senin, 13 Mei 2013

Perikecil Sang Penebar Musim

Ada sebuah masa dimana kerajaan langit tak lagi sanggup menyimpan rahasianya. Bahkan dinding istana pun seolah memiliki telinga dan mulut.

Ada saja prasangka dan curiga yang mendadak muncul dibenak ksatria kepada perikecil di hutan hujan. Perikecil memang berada jauh dari ksatria karena ia mengemban titah sebagai peri penebar musim di hutan hujan.

Mungkin karena pertemuan yang terjadi sangat langka juga lah pemicu kecurigaan itu terjadi.
Suatu pagi ketika matahari baru muncul dan embun-embun menggeliat manja dibibir daun. angin pagi datang membisikkan sesuatu yang sama sekali tak ingin ksatria dengar.

Pagi itu juga Ksatria menyuruh prajurit menyiapkan kuda, ksatria akan menyusul perikecil. Kali ini ia tak tahan dengan semua bisikan yang memekkan telinga itu. Semuanya memojokkan perikecil, bahkan ksatria yang dengan cinta nya bahkan bisa mebelah lautan pun sedikit merasa nyilu.

Kau tau ada kesakitan yg lebih mendalam dalam kehidupan ini yaitu ketika orang yg paling kau cintai dan kau harap akan mempercayaimu dengan semua kejujuran ternyata tidak mempercayaimu. itulah yang dirasakan perikecil. Ksatria yang dia anggap sebagai orang yg seharusnya paling mempercayainya ternyata tidak.

Kalian pikir kemana lagi perikecil harus mengadukan kepedihan? tidak, tidak sesungguhnya ia bukan lah seorang pengeluh. Dulu jauh sebelum ksatria masuk dalam kehidupan perikecil, perikecil adalah seorang peri pemberani dihutan hujan, kehidupan berjalan lamban dan perikecil terbiasa dimanjakan ksatria. Begitulah sampai terkadang ia lupa mengepakkan sayap karena lebih sering berjalan diasamping ksatria.

Bertahun-tahun bersama dan sekarang mereka terpisah jarak kembali, semuanya membuat perikecil limbung. Ia sebenarnya sangatlah rapuh, ia bahkan selalu menangisi malam-malam penjang saat merindukan pelukan ksatria namun ia tak pernah mengungkapkan itu sebab ia tak mau menambah beban ksatria.

Maka perikecil menyibukkan diri dengan lebih banyak termenung di bibir air terjun tepi luar hutan hujan setelah menebar bubuknya. Suatu sore ia mendengar suara seruling merdu yang menggetarkan hati, terasa nyilu persis seperti perasaannya. Ia mencari asal suara itu. ternyata seruling itu berasal dari seorang pengelana. perikecil dari balik pepohonan terus memperhatikannya dan menikmati suara merdu seruling sampai tak sadar kakinya mengijak ranting yang sudah rapuh dan itu membuat kaget sang pengelana.

Sang pengelana bangkit dan menghentikan serulingnya, menatap perikecil maka saat itu mata mereka bertemu. entah perasaan apa yang tiba-tiba saja hadir dan seperti disengat lebah mereka seolah-olah sudah saling mengenal sejak lama.

Perikecil mendekat dengan malu-malu, dan sang pengelana yg baik hati tersenyum ramah memperlihatkan gigi indahnya. Maka mulai saat itu perikecil tak lagi merasa sendiri dan kesepian. Emiran sang pengelana selalu menemani perikecil dan menghiburnya dengan suara serulingnya.

Kedekatan inilah yang dibisikan dedaunan pada angin yang samapai ketelinga ksatria. Emiran adalah seorang pengelana, ia tak pernah menetap lama disuatu daerah sebelumnya namun entah mengapa bertemu perikecil ia merasa sedikit ingin menghabiskan waktu lebih lama di hutan hujan. Emiran seorang pengelana dan pemberani, tangguh dan selalu bersikap hangat pada perikecil.

Setibanya ksatria dihutan hujan ia langsung mencari perikecil ditempat favorit mereka sejak dulu yaitu bibir air terjun tepi hutan, namun apa yang ia bayangkan diperjalanan yang ia coba tepis jauh dari pikirannya ternyata jutru itulah yang terjadi. Ia melihat sendiri perikecil sedang berbaring dikaki emirat yang sedang memainkan seruling.

Bagai tersambar petir rasanya ksatria saat itu juga, namun ia menyadari sesuatu. Ia selama ini memang tidak disamping perikecil mungkin ada orang lain yg lebih layak dan bisa selalu menemani perikecil, lantas ksatria pergi begitu saja tanpa menyapa dan meminta penjelasan perikecil.

Saat itulah ksatria memutuskan pergi jauh bahkan ia tak lagi kembali ke kerajaan langit perak. ia memutuskan pergi ke negri antah berantah lain dan lebih memilih menjadi rakyat biasa.

lalu bagimana dengan kisah perikecil dengan emiran, bagaikan langit bumi mereka memang saling mengerti tapi tidak mungkin bersama, emiran tidak bisa menolak takdirnya sebagai pengelana dan kehidupannya adalah berpetualang. Akhirnya suatu pagi ia memutuskan melanjutkan perjalanan dan meninggalkan perikecil. Sejak awal perikecil sudah menyadari bahwa suatu hari emiran akan meninggalkannya namun tak mengapa, karena bagi perikecil cinta itu begitu agung, pemahan cinta yg begitu luas yang selalu ia baca dari catatan-catatan dihutan hujan membuatnya mengerti akan banyak hal.

bahwa tak ada yang abadi didunia ini, semua akan ada akhir. lantas apakah perikecil tidak merindukan ksatria? bagaimana mungkin, tidak satu haripun terlewati tanpa perikecil merindukan ksatria, lalu bagaimana dengan emiran? emiran adalah kebahagian sekaligus kepedihan yang indah untuk dikenang perikecil. terlepas perikecil tidak tau pasti bagaimana perasaan emiran sebenarnya kepadanya.

Perikecil pun memilih sendiri, ia melanjutkan kehidupan dihutan hujan dengan menebar benih musim semi dan menceritakan dongeng-dongeng kepada peri-peri yang masih belajar merentangkan sayap dengan benar.


THE END

2 komentar:

jaket lusuh

hari ini aku membuka lemari pakaianku menyusun ulang beberapa helai ingatan dan membersihkan debu dari kenangan. aku melihat jaket sag...