Rabu, 14 Januari 2015

End of story

Terlalu panjang sebenarnya jika kisah ini harus ku urai satu persatu. Dan semenjak kami berpisah entah dimana hati dan entah dimana otak rasanya semua menjadi tidak singkron. Aku masih berharap dipenghujung sebelum akhirnya kami memutuskan berpisah bebrapa bulan belakangan untuk mungkin setidaknya kali ini aku menguatkan hati untuk bertahan dengannya, sayang sepertinya sambutan darinya tak cukup baik menanggapi semua yang ku utarakan, selalu saja berakhir pada kesalahan yang ditunjuk balik ke wajahku. Melempar semua impian kami bersama, ia mencampakkannya begitu saja, aku merasakannya dan paham waktu itu entah kejadian apa penyebabnya tapi perlahan hatiku keropos dimakan sakitnya sedikit-demi sedikit perlakuannya padaku. Dulu ku anggap mungkin aku saja yang terlalu over sensitif padanya hingga aku yakin betul dan memutuskan hatiku untuk berhenti.

Kejadian-demi kejadian membawaku bagai seorang yang tak memiliki hati lagi, aku melakukan pendekatan dengan beberapa wanita sekaligus, aku tidak tahu tujuanku apa, namun saat itu aku hanya ingin membunuh setiap inci kesepian yang menjalar ditiap sudut rumah, ditiap inci tubuhku. Aku haus cinta, haus perhatian, haus belaian seseorang. Aku dekat dengan beberapa diantara mereka yang entah aku sebut apa saat itu kedekatan kami aku juga tak tahu.

Sampai aku benar-benar memastikan ia akan baik-baik saja tanpaku. Maka kubiarkan kali ini ia melepasku, ia akan terbang bebas sepuas hatinya yang selama ini muengkin merasa terkungkung dan terikat saat hidup bersama denganku. Aku kelimpungan tentu saja, tapi aku tidak ingin memperlihatkannya padanya. Aku coba menangkis semua keinginan untuk kembali bermanja dalam pelukannya, aku menolak semua rasa itu. Aku membuang jauh-jauh keinginan untuk kembali mengemis cinta darinya. Paling tidak aku akan membuktikan bahwa aku juga bisa baik-baik saja tanpanya.

Aku sudah lama tidak menuliskan persoalan kami disini, karen aku tahu mengenang hubungan dengannya itu bagai menyulut bara didada sekaligus tertimpa bongkahan es. Ketika membara seketika padam dan membeku. Ia lebih dari kekasih, lebih dari saudara. Cinta kami menguap mungkin mengkristal atau mengembun. Entahlah. Tapi kami sudah menyelesaikan semuanya. tidak ada permusuhan, tidak ada dendam. Kami berbaikan, kami menjadi teman bercerita segala hal. Ia akan tetap menjadi seseorang yang pernah begitu spesial dihatiku, bukan untuk ku lupakan dengan kebencian tapi seseorang yang akan ku kenang dengan semua kebaikannya. 


Semoga kamu bahagia yah, Mbem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jaket lusuh

hari ini aku membuka lemari pakaianku menyusun ulang beberapa helai ingatan dan membersihkan debu dari kenangan. aku melihat jaket sag...