Jumat, 17 Mei 2019

pulanglah, nak

bagi anak yang tidak lagi punya kedua orang tua seperti saya lebaran tidak lagi menjadi suatu kebahagiaan sebab akan berkumpul dan menikmati masa liburan bersama keluarga. jauh bahkan sebelum datang lebaran kesedihan sudah meronta-ronta, membayangkan pulang tanpa akan pernah diharapkan kedatangannya kembali oleh kedua orang tua karena mereka sudah tidak ada itu benar-benar menyakitkan.
kemarin saya ke luar kota, barangkali karena kebetulan momennya saat sedang ramadhan, begitu turun dari kereta api rasanya jantung ini semacam ditusuk sesuatu. lubang kesedihan saya rasanya kembali menyerap segala kesedihan di kota itu. banyak memang suka duka yang sudah dilewati selama empat tahun untuk bolak-balik bekerja ke sana, namun kemarin terasa sekali begitu berat dan membuat down. 
duduk dibonceng abang grab membuat saya hampir meneteskan air mata, betapa sebuah kepulangan menjadi begitu terbebani jika tidak ada yang mengharapkan kedatanganmu. bukan tidak ada sama sekali maksudnya seseorang yang benar kau sayang untuk mengharapkan kedatanganmu. saya bahkan tiap ke kota itu tidak tau harus menyebutnya kepulangan, kedatangan atau sebuah kepergian. tidak pernah membuat hati nyaman selain ketika saya ke sana bersama kekasih.  
kota itu dulu saya jadikan kota tempat membangun mimpi, perlahan saya meruntuhkannya sendiri dengan segala kecemasan-kecemasan saya. sepertinya kota berhati batu tempat lama saya tinggal tidak merelakan saya untuk bahkan berlama-lama bermalam di sana.  
impian saya ingin punya sebuah rumah sebenarnya di kota itu, karena cuaca di sana selalu lebih teduh dibanding dengan kota berhati batu. namun, kekasih saya lebih mencintai kota berhati batu, saya juga sebenarnya karena di sini kami sudah mengenal setiap inci kebusukan kota ini. di sana terlalu banyak perbedaan, saya tidak terlalu suka dengan orang-orangnya. tapi itu hanya karena kebetulan di tempat kerja saya banyak orang jahatnya. di luar tempat kerja barangkali orang-orang lebih baik. 
saya ingin mendengar ibu saya berkata, "pulanglah, nak, kau sudah lelah bekerja di kota. peluk ibu akan menghilangkan segala resah dan kesusahanmu."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jaket lusuh

hari ini aku membuka lemari pakaianku menyusun ulang beberapa helai ingatan dan membersihkan debu dari kenangan. aku melihat jaket sag...