Jumat, 08 Januari 2021

Jum'at kedua Januworry.

Hari ini sesampainya aku di rumah aku hanya ingin membersihkan sisa pertikaian anak kucingku yang membuat rumah seperti kandang kuda, biar pun aku tidak tahu persis seperti apa kandang kuda kurasa tak akan jauh beda dengan rumahku selepas aku dari luar kota. Aku coba merapikan semua yang tidak pada tempatnya, selepasnya semua kucing kembali aku masukkan rumah lalu aku mengunci pintu, jendela, mematikan lampu dan masuk kamar. Kupikir aku hanya akan membiarkan diriku menangis semalaman hari ini. Kau tahu kantung mataku sudah seperti zombie, aku saja kaget saat tadi bercermin. Aku baru sadar betapa menyebalkannya menjadi tua dengan kantung mata yang menyerupai kantung kesedihan yang terlalu banyak menyimpan sepinya sendiri.

Aku menemukan sebuah lagu yang kupikir terlalu mengada-ada namun kuulang berkali-kali hingga aku senggugukan di sudut kamar. Lagu itu terlalu brengsek untuk kudengar dan mengenang semuanya. Seolah lagu itu diciptakan selepas seseorang sengaja mematahkan hati tololnya dari seseorang tolol yang tidak tahu dicintai begitu tolol. Semua lagu patah hati memang sama tololnya.

Aku terlalu mencintaimu, hingga saat ingin kukeluarkan kau dari hatiku, tak ada bersisa lagi hatiku di sana. Aku tidak tahu bagaimana hidup, takdir, dan segala kejamnya Tuhan berkonspirasi mematahkan hati seseorang lalu menyuruhnya move on seolah Dia tidak pernah meletakkan seseorang di sana. Bagaimana pun aku mencintaimu, kurasan keputusan berpisah memang keputusan terbaik yang bisa kita lakukan. 

Aku selalu mengingat ini, "gak ada yang bisa nyakitin kamu sesakit aku nyakitin kamu." katamu.

Akan selalu kubalas kau dengan semua doa baik, kau akan bahagia. Kau akan selalu dicukupkan Tuhan di mana pun kau berada dan selalu dipertemuakan dengan orang-orang baik.

Bahkan menuliskan ini mataku tidak berhenti basah. Kau selalu menang telak. Selamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jaket lusuh

hari ini aku membuka lemari pakaianku menyusun ulang beberapa helai ingatan dan membersihkan debu dari kenangan. aku melihat jaket sag...