di kamar yang sedikit kedap dengan suara kipas yang meraung menjadi satu-satunya suara paling keras malam ini, tentu selain pikiran tentangmu di kepala. malam ini kali kesekian kau bertanya apakah aku rindu padamu? pertanyaan itu kau lontarkan di tengah percakapan yang tak pernah padam di antara kita. kau kembali bertanya, "mengapa kamu menyukai berbicara denganku?" aku tidak pernah menggombalmu dengan setengah-setengah kau tahu itu, jika kukatakan jangankan berbicara, kau duduk diam saja aku senang asal bersamamu, tentu itu jawaban paling tulus yang kau tahu pasti kebenarannya. lalu kau kembali bertanya, "bagaimana cintamu saat ini, apakah lebih besar dari saat pertama kali bertemu, selama pacaran bertambah atau berkurang?" kau hanya butuh menguatkan perasaanmu dengan jawabanku, karena sebenarnya kau tahu betul, aku tidak hanya mencintaimu seluas apa pun yang bisa kau bayangkan, namun aku tergila-gila, dan semua itu sudah cukup membuatku hilang kewarasan saat tidak bersamamu. aku rindu semua hal tentangmu, saat lembut kulitmu menempel di tubuhku, aku rindu membelai rambut indah panjangmu, aku rindu sisa aroma parfume di tubuhmu, aku rindu saat kau mulai manja dan rindu semua perbuatan bodohmu.
kupikir dulu aku akan sanggup seumur hidup menghadapi segala hal tentangmu. apakah aku sekuat itu? dulu aku sering mencari-cari diriku dalam kedua bola matamu, aku tahu kadang aku menemukan diriku, kadang tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar