Selasa, 23 Februari 2016

dear, AL

Dear, Al

selamat pagi, 

malam tadi aku mengutuki dingin di kota Antah Berantah ini, sejak pulang dari kantor semalam sore rasanya badanku menggigil kedinginan. kupikir itu bukan gigil dari dinginnya sikap kita ahir-akhir ini. 

kau tau, pagi ini banyak sekali kerjaan yang harusnya aku selesaikan. membuatnya menjadi power point kemudian beberapa hal lain yang masih belum kusentuh sama sekali. namun lihatlah dimana aku berakhir sekarang, masih saja berkutat pada blog lusuh ini.

oh, ya, apa kau sudah melihat tampilan baru blogku? tempat aku mencurahkan segala keluh kesahku, juga tentangmu. tentang seorang perempuan yang kembali sempat meneduhkan hatiku, seseorang yang aku ingin titipkan cintaku; padamu Al. 

aku harus menarik nafas dalam berkali-kali saat menuliskan ini disini, menuliskan tentangmu. 

mengapa kita bertemu Al? tidakkah kau ingin mengulang rasa debar dan rindu yang meluap pada hati kita seperti yang lalu? tidakkah kau ingin mendengar aku mengatakan rindu lagi padamu, Al?

kau tahu, Al, separah isi kepalaku menyalahkan separuh yang lain sedang hatiku sudah sejak seminggu terakhir mereka kerangkeng dalam penjara. ia terlalu lemah dalam segala hal. tidak bisa diandalkan bahkan untuk memperjuangkan cinta yang ia anggap paling benar.

dan kau Al, mengapa sikapmu dingin sekali? 
bahkan dinginnya membuat otakku beku dan berhenti bekerja. 

Al, benarkah ini yang kita inginkan?

mimipiku tentangmu

aku bermimpi tentangmu malam tadi, 

rasanya sakit di hatiku membuat mimpiku menjadi buruk. 

aku bermimpi kau datang mengunjungiku, untuk beberapa waktu kita bersama, bercengkrama namun karena sesuatu hal ada seorang teman yang datang hingga aku harus mengantarkannya ke suatu tempat. aku mengatakan, "tunggulah aku disini aku hanya sebentar mengantarkannya."

kemudian aku pergi, sungguh tak lama sesudahnya aku pulang. kembali ke rumah. kucari tak lagi kutemukan kau disana, aku berkeliling mencarimu hingga bertanya kepada entah siapa. "dimana kau?", pikirku. mengapa pergi begitu saja tanpa memberi tahuku, jantungku berdegup kencang, kutelpon berkali-kali baru kau mengangkatnya.

kutanyakan kau ada dimana, ternyata kau sudah membeli tiket untuk pulang hari itu juga, kau sedang berdiri di pinggir jalan menunggu busmu. aku langsung bergegas untuk menemuimu namun entah mengapa rasanya sepeda motorku terasa harus dikayuh seperti sepeda, keringatku mengucur deras dengan jantung yang rasanya mau meledak. aku harus segera menemukanmu sebelum kau naik ke dalam bus dan pergi.

hingga akhirnya aku sampai dan menarik tanganmu, benar-benar seperti sebuah cerita drama di televisi. aku benci mengakuinya tapi rasanya jantungku benar-benar sakit, aku terjaga semalaman sesekali lelah kemudian tertidur sejenak kemudian terjaga kembali.

dan lihatlah, pagi ini mataku membengkak masih dengan jantung yang berdarah.

kau benarkah kau harus pergi? apakah... ah sudahlah, aku tidak mau menangis di depan orang-orang di kantorku pagi ini.

bagaimana kabarmu?

bagaimana kabarmu pagi ini?

kuharap kau bahagia tanpa kutanyakan kau sudah bangun atau belum, sudah sarapan atau belum, sibuk menyuruhmu membawa handphone kemana saja sebab aku tidak suka jika kau lama membalas pesanku. 

yah, aku harap kau bahagia disana, tak akan ada lagi yang akan menyibukkanmu, mengganggu konsentrasimu, tak ada yang akan mempermasalahkan ha-hal sepele lagi tentangmu, memperdebatkan hal-hal yang itu-itu saja.

benarkah sudah tak ada aku disana, di hatimu? sebab rasanya darah ini masih mengucur deras dari jatungku, entah bagaimana aku harus menghentikannya.

kau, bagaimana keadaanmu?


 

Senin, 22 Februari 2016

then shit happened

aku bukan sebuah alunan lagu yang kau bisa putar berulang-ulang kapan saja, sebab aku lebih mirip lagu yang membosankan dan akan menimbukan emosi jika harus diulang kembali. aku benci jika terus-terusan mengulang hal yang sama yang kau tahu sebenarnya aku tak suka. bukan baru sekali aku menjelaskan mengapa aku tidak suka. 

jika aku harus mengulang hal yang sama berkali-kali artinya kau tidak memperhatikan yang aku sampaikan.

Jumat, 19 Februari 2016

inikah kita?

kita hanya sepasang keegoisan yang saling bertahan membangun benteng, sesekali aku berdiri mengetuk-ngetuk benteng egomu dan sesekali kau menangisi bentengku.

kita hanya tidak terbiasa dengan pembicaraan panjang dengan ritme emosi yang berubah-ubah, kau kelelahan sedang aku pontang-panting menyeimbangkan.

kita hanya belum saling mengikhlasan keburukan masing-masing dan menerimanya sepaket dengan semua kesempurnaan yang terbingkai dalam prasangka kita. 

kita hanya sepasang manusia yang baru mengenal namun mencoba saling menerima, sesekali terkejutkan dengan tingkah satu sama lainnya.

kita hanya sepasang kekasih yang ingin berjalan kedepan namun terkadang kaki masih terkekang di belakang.

kita hanya keegoisan-keegoisan yang melahirkan kesakitan satu dan lainnya 
 

Kamis, 11 Februari 2016

kugilai kau, Al

pada tumpukan baju kotor di sudut kamar yang kau tinggalkan begitu saja, ada sisa-sisa cinta kita semalaman. peluh yang kusukai aromanya, juga cinta yang selalu kuagungkan.

belum sempat aku membawanya ke pencucian pakaian, masih ia tergeletak di sudut ruang kosong tak berpenghuni, dimana rinduku dan rindumu sesekali bercengkrama disana.

aku rindu membuat tubuhmu berpeluh dengan nafas melenguh. aku bersedia seharian dipenjara di kamar asal itu denganmu, menghabiskan detik, menit dan jam menjadi satu-satunya keinginan yang selalu kudoakan bahwa tak hanya jam, hari bulan dan tahun yang kuharap berbaik hati akan menghubungkan kita dengan cinta yang sama.

aku begitu menggilaimu dan aku juga tahu kau menggilai cintaku. aku menyukai semua hal gila yang kau ceritakan atau yang kita lakukan.

aku suka saat aku tenggelam dalam senyuman yang menghantarkan lebih banyak rindu juga cinta padamu.

Senin, 08 Februari 2016

Lindungi kekasihku, Tuhan

Tuhan bagaimana aku harus menahan rindu, aku sedang mencoba berpura-pura tidak ingin menangis malam ini sepulang kekasihku, tapi aku tetap tidak bisa membendung lelehan panas yang menguar. dari tadi aku mengendus-endus baju yang ia tinggalkan di kamar, sisa harum tubuhnya yang menempel kembali memaksa mataku panas. ia meninggalkan parfumenya untukku, aku pasti semakin rindu. 

dengan dada yang masih bergemuruh menahan sesak serta panas mata yang belum juga melega aku sungguh rindu ia, Tuhan. apalagi semakin sakit katanya tenggorokannya selepas kutinggal pulang ia menuju kotanya.Tuhan, sungguh rasanya aku menyesal tidak memaksanya ke dokter sore tadi, kupikir sakitnya hanya sakit sedikit dan ia juga tidak terlalu mengeluhkannya tadi, hanya beberapa kali mengatakan lehernya sakit saja.

Tuhan, kumohon lindungi kekasihku, hanya pada engkau aku bisa mengadukan semuanya. aku sungguh sangat mencintainya, sungguh. 

Senin, 01 Februari 2016

bersetialah!

jika kau kelak menjadi ibu dari anak-anakku; anak-anak  kita, maka jadilah ibu yang tidak membiarkan anaknya begitu saja menjalani hidup. kau bisa melihat anak-anak kita dari kejauhan, ya cukup beri mereka ruang untuk menjalani hidupnya. saat mereka terjatuh, beri mereka pegangan, saat mereka tersesat tunjukan kembali jalannya pulang.


jika kau menjadi ibu dari anak-anak kita, bersetialah pada aku dan anak-anakku, bersetialah bangun pagi hingga terjaga malam hari menina bobokan mereka. 

bersetialah pada pilihan kita bahwa hidup memang harus kita jalani. bersetialah padaku, saat kerut diwajahku tak dapat lagi kau hitung banyaknya apalagi uban di kepala. 

bersetialah siang malam mencintai aku dan buah hati kita, walau sekali dua kali kita bertengkar hebat, tetaplah ingat janji kita, bersetialah padanya.

jika kau menjadi ibu dari anak-anakku kelak, hiduplah bahagia bersama kami bahkan saat tak kau temukan lagi alasan untuk kau bahagia bersama kami, maka berbahagialah kau. 

bersetialah pada kebahagiaan kita, bersetialah pada ketidak beradaan kita, bersetialah pada hati yang telah kau titipkan suka dan duka bersamaan.

bersetialah pada seluruh malam yang kita lewati dengan susah payah, bersetialah pada ribuan tetes air mata yang kita lewatkan untuk mempertahankan hubungan, bersetialah pada cintaku, sayang. 

bersetialah pada ketidak sempurnaanku. 

jaket lusuh

hari ini aku membuka lemari pakaianku menyusun ulang beberapa helai ingatan dan membersihkan debu dari kenangan. aku melihat jaket sag...