Minggu, 27 Desember 2015

:: ingatanku, matamu dan waktu


ingatan, katamu, awalnya hanya halaman gersang. lalu datanglah waktu, si tukang kebun yang terlalu tekun. menanam segala macam pohonan yang tumbuh rindang dan dahan-dahannya masuk menembus jendela kamarmu. ikut berbaring di ranjangmu, kemudian diam-diam menyusup, menyelundup ke tidurmu. membuatmu setiap pagi terbangun dengan embun merimbun di helai bebulu sepasang matamu. 

*
matamu, kataku, pada awalnya hanyalah langit yang lapang. lalu datanglah ingatan, si pelukis yang terlalu suka bermimpi. menggambar segala macam peristiwa dari masa-masa silam, musim hujan dan pelukanmu, awan tempat bermukim bulan dan senyumanmu yang lebih bunga dari tetumbuhan di halaman. 

*
di matamu, ingatan terus tumbuh menjadi taman. di ingatanku, matamu menampung seluruh waktu.

#AanMansyur #Sudahkahkaumemelukdirimuhariini #IbadahPuisi #poetry #Words #BabyK #BookWorm

Kamis, 17 Desember 2015

Happy 3monthsary, Baby

Baby, belum banyak yang bisa kulakukan sekarang untukmu, untuk kita, tapi aku belajar berani menghadapi kehidupan, banyak keputusan besar yang kuambil setelah mengenalmu, aku memutuskan melanjutkan hidup dan memulai karir juga hidup baru denganmu. Semuanya masih aku mulai dari awal namun aku berharap kau juga terus menemaniku. 

Aku mencintaimu, baby, lebih dari yang kau tahu ataupun bayangkan. Namun tak banyak juga yang ingin aku janjikan tapi perlahan aku ingin membuktikan keseriusanku, bersamamu.

Ada lagu bagus yang sangat aku suka, anggaplah ini kado tiga bulan jadian kita ya sayang, lagu dari Elli Goulding namun sebenarnya penyanyi awalnya Elthon John, judulnya Your Song.
Terimakasih untuk tiga bulan ini, baby.


It's a little bit funny, this feeling inside
I'm not one of those who can easily hide
I don't have much money, but boy if I did
I'd buy a big house where we both could live

So excuse me forgetting, but these things I do
See I've forgotten if they're green or they're blue
Anyway the thing is what I really mean
Yours are the sweetest eyes I've ever seen

And you can tell everybody this is your song
It may be quite simple, but now that it's done
I hope you don't mind, I hope you don't mind that I put down in words
How wonderful life is now you're in the world

If I was a sculptor, but then again no
Or a girl who makes potions in a traveling show
I know it's not much, but it's the best I can do
My gift is my song, and this one's for you

Oh [x8]

And you can tell everybody this is your song
It may be quite simple, but now that it's done
I hope you don't mind, I hope you don't mind that I put down in words
How wonderful life is now you're in the world

Kamis, 10 Desember 2015

Kau Air dan Aku Kayu

aku masih ingat hari dimana kau mulai menjahiliku
tak ada yang kurasa berbeda awalnya hingga suatu masa, semua tak lagi sama.

aku menikmati setiap kata-kata konyol yang kau utarakan, kalimat serampangan yang entah kau kutip dari mana saja.
aku tertawa, membenamkan kepala di balik layar agar tak ada yang tahu aku mulai gila.

rasa itu tumbuh bagai jamur, ia tumbuh begitu saja saat air menggenangi kayu; kau air dan aku kayu.

rasa itu menggeliat tumbuh semakin lebat, sengaja kubiarkan rimbun dan aku tenggelam pada rimbunan cintaku sendiri.

jika rasa ini bagai jamur, aku tak ingin ia bermusim, sebab kuharap ia abadi dengan segala cuaca.
aku ingin ia tumbuh mekar, perlahan tak mengapa asalkan abadi selamanya.

kau air dan aku kayu;
kita bagai dua elemen kehidupan saling menyatu.
kau mengalirkan rasa dan aku menumbuhkan cinta.

adakah yang lebih indah dari sepasang kekasih saling melengkapi dan ingin bertahan hingga mati?

aku ingin mengecup peluhmu saat semua lelah menguasai pikiran juga hati.
aku ingin menjadi sejuk saat matahari memeras peluhmu di siang hari, menjadi handuk pembalut tubuhmu saat kau selesai mandi, kemudian kita akan tenggelam kembali sepanjang malam mengusir sepi pada hati hingga menjelang pagi.

aku mencintaimu, sayang
sangat mencintaimu, K :*

Rabu, 09 Desember 2015

speechless


Lihat!
Mudah saja, kan?
Iya, semudah itu kamu memutuskannya. Aku memang tidak seberapa berharga buatmu.

Kamis, 19 November 2015

Lelucon Tolol Sepasang Kekasih

Kemari mendekatlah, aku ingin menceritakan sebuah lelucon tolol sepasang kekasih. 

Kau tahu, saat kau mencintai seseorang rasa itu biasanya akan tumbuh menjalar keseluruh tubuhmu, pertama tertanam di jantungmu kemudian merayap hingga ke kepalamu. Itu sebabnya orang yang jatuh cinta akan selalu memikirkan kekasihnya, selalu ada rasa rindu di hatinya. Lalu, apakah kau tahu sebuah rasa yang paling menyakitkan saat kau mencintai seseorang? Dekatkan telingamu kemari, aku akan membisikkannya padamu, yang paling menyakitkan dari mencintai adalah sebuah perasaan diabaikan.

Tenanglah, aku belum sampai pada leluconku, bersabarlah. Saat sepasang kekasih saling mencintai bukan berarti mereka tidak akan menemukan rasa sakit atau kecewa bahkan terkadang kesal pada kekasihnya, tentu ada. Namun, jika mereka tulus saling mencintai tak akan berakhir lama semua kesusahan hati itu, bicarakan kemudian esok akan selesai.

Nah, kekonyolan sepasang kekasih ini akan terlihat menjadi lelucon tolol saat mereka hanya saling memendam amarah, sibuk dengan pikiran dan prasangka masing-masing, susah sekali mengutarakan pendapat atau keinginan, seolah mencoba ingin memaklumi semua kekurangan pasangan, namun dibalik itu ada rasa sedikit janggal yang terus menerus menumpuk bagai batu ginjal. Lama-kelamaan menyebabkan seseorang meninggal. Lelucon ini klise sekali dalam sebuah hubungan. 

Dan sebenarnya jika ditarik benang merah dari sebuah perasaan mengganjal itu, yang tersisa hanya sebuah masalah sederhana yang bahkan entah apa. Sesudahnya biasanya mereka akan saling mentertawakan ketololan masing-masing sebab menyembunyikan prasangka yang juga entah apa.

Kau ingatlah pesanku ini saat kau jatuh cinta nanti pada seseorang, jangan pernah membiarkan prasangka menggerogoti cinta dan keyakinan pada kekasihmu. Tabahlah seperti hujan bulan juni, seperti temaram yang terus menerangi, sekuat cobaan yang silih berganti. 

Ingatlah selalu mengapa kau ingin bertahan, sebab kau cinta.

~Lullaby

Sabtu, 14 November 2015

Seperti cinta, begitulah kita.

Kupikir hatiku akan berhenti kemudian beku membatu lama sejak terakhir aku merasakan desiran cinta. 

Setahun, ya setahun lebih mengosongkannya kurasa cukup untuk membuatnya kembali berdesir dan mengalun indah. Cinta memang terkadang bagai orang asing dikehidupan kita, namun sekali kau mengenalnya kau akan akrab bahkan merelakan apapun demi tetap bersamanya.

Cinta memang begitu, sesekali terlihat ramah namun kadang juga dapat menoreh luka hingga berdarah. Namun ia tetaplah cinta, seberapa menyakitkannya jika sejati ia tidak akan mati. Seperti sahabat karibmu, seberapa salah pun mereka, kau tetap memaafkannya.

Dengan cinta kupikir aku akan memiliki sepasang sayap untuk terbang bebas, ternyata terkadang cinta datang dalam bentuk lain, bagai rantai yang mengikat namun kau ikhlas menetap.

Cinta membebaskan, tentu. Namun, kau akan memilih bersama dengannya demi apapun di dunia.

Dan demi apapun yang membahagiakan, aku ingin bisa bersama kekasihku, kleio, seterusnya. Semoga kami bisa mewujudkan keinginan bersama, dipermudah jalannya serta dikuatkan cintanya.

Happy 2nd Monthsary, My Baby Kleio
Mencintaimu tak berkesudahan.


Rabu, 14 Oktober 2015

Aku sudah gila, mungkin.

Kau tau, kadang hidup ini bagai neraka. Membakar hati hingga tak bersisa bahkan debu pun tak akan berjumpa. Tak berbentuk, hancur berkepingan namun tak bisa lagi disebut keping sebab sudah tak berupa.

Kau tahu, kadang hidup ini membuat jungkir balik kepala dan hati. Bertukar tempat bahkan mati. Terkikis emosi sendiri, dendam sendiri.

Kau tahu, aku selalu ingin mengajak bicara terkadang bukan karena ingin diperhatikan atau mencari teman. Aku hanya ingin menjaga kewarasanku, menjaga otakku tetap pada tempatnya juga hatiku. Menghentikanku dari keinginan mati berkali-kali sampai tak lagi aku merasa mati. 

Kau tahu, kadang aku ingin menjadi abadi namun lebih sering ingin menjadi mati. Tak lagi kurasa sedih di hati, susah di hati atau semua kesialan diri. 

Aku ingin mengajak seseorang berbagi bukan karena aku ingin menyeret mereka dalam kegilaanku, tapi sebagai penghambat kegilaan ini. 

Aku ingin menjadi waras seperti mereka yang selalu berhasil menyelesaikan semua masalahnya kemudian tersenyum puas atas usahanya. Aku ingin menjadi waras seperti takdir yang memang harus terjadi. 

Aku hanya ingin menjadi manusia itu.

Rabu, 07 Oktober 2015

Kebingungan, Al


“Kak, Adek bingung harus jawab apa.”
Suara Al pagi itu berhasil menggalaukan hari saya. Beberapa hari yang lalu saya merasa ada sesuatu yang dipendam, Al, selalu mengganjal, namun ia menyimpannya. Saya merasa ia ingin mengkonfirmasi sesuatu namun tidak punya cukup keberanian, maka setelah saya berhasil membujuknya untuk bercerita, ia pun menceritakan keluhannya.

Al bercerita bahwa ia sesekali juga curhat dengan temannya tetang hubungan kami, namun ia menjadi sedikit goyah jika temannya menanyakan hal-hal yang ia juga belum dapat meyakinkan. Mungkin itu seperti pertanyaan alam bawah sadarnya sendiri yang coba ia tekan agar tidak muncul kepermukaan hubungan kami, namun jika terus-terusan disinggung ia juga pasti menjadi galau.

Ini tentang saya dan masa lalu. Saya memang masih tinggal bersama dengan mantan yang sudah 5 tahun bersama. Al sudah tahu semuanya, karena memang sejak awal saya tidak pernah menyembunyikan hal-hal seperti itu padanya. Untuk memulai sebuah hubungan harus didasari sebuah kepercayaan dan penerimaan, saat itu Al percaya pada saya, ia menerima cinta saya.

Saya tidak tinggal berdua dengan mantan, sebab di rumah juga ada adik perempuannya dan teman SMA adiknya. Kami memutuskan mengontrak rumah dengan dua kamar. Tentu karena sejak awal saya tinggal dengan mantan maka begitu seterusnya. Saya dan mantan sudah seperti saudara, biarpun hubungan kami berakhir maka tidak lantas saling mencampakkan atau meninggalkan begitu saja, sebab kami sudah melewati semua kesakitan maupun kebahagiaan bersama. Tidak ada dendam, maka kami menjadi teman bahkan jauh seperti saudara kandung.

Al paham itu, saya sudah menjelaskan. Namun saya dan Al memang belum pernah bertemu, kami berpacaran baru dimulai pertengahan September kemarin, bagaimana pun ia mencoba mengerti tentu ada hal-hal yang tetap akan membuatnya ragu.

Ia bercerita pada temannya dan mereka selalu bertanya, “Apa kamu yakin?”, Al memang selalu menjawab dengan, “Aku percaya padanya, ia pasti tahu bagaimana bersikap,” namun ia tidak berhasil meyakinkan temannya.

Saya katakana pada Al, jika ini tentang sebuah kecemburuan maka wajar jika ia cemburu, namun jika cemburu karena berfikir saya akan kembali pada mantan atau belum bisa move on karena masih mencintai lantas ingin kembali maka semua itu salah. Jangankan temannya, Al, yang sama sekali tidak mengenal saya dan mantan, teman-teman saya yang satu kota pun saat saya bercerita tentang mantan mereka pasti bertanya, “kok bisa sudah jadi mantan tapi masih tinggal serumah?”, jujur saya sulit menjelaskan, maka kadang saya hanya membalas dengan tertawa dan sedikit menjelaskan.

Mantan itu bukan momok atau penyakit yang harus ditakuti bahkan dibenci, mantan itu seseorang yang pernah bersinggungan dengan hidup kita, seseorang yang pernah kita masukkan kedalam daftar istimewa dalam hidup kita, jika kita pernah mencintai orang tersebut.

Mereka sama seperti kita atau pacar kita sekarang, mereka hanya perempuan biasa, saling jatuh cinta namun kemudian mungkin karena satu atau dua hal menjadi halangan bagi prinsip atau ego kita lantas memutuskan berpisah. Memangnya jika berpisah maka harus saling menbenci, atau harus memberi jarak yang jauh hingga tak boleh membuka kenangan sedikitpun tentang mereka?

Ketika kita sudah saling mengikhlaskan dan saling memaafkan, kehidupan kita akan jauh terasa lebih baik dan lebih bahagia. Mungkin ada memang mantan yang menyebalkan, tetapi saya rasa itu tergantung sikap kita meladeni mereka. Jika sudah memutuskan berhenti maka ya sudah, berhentilah bersikap sebagai pacar. Jika masih ingin bersahabat maka hubungan pun akan dilanjutkan sebagai sahabat baik, tidak saling tersinggung saat yang lain mendekati wanita lain justru saling curhat dan memberi support, karena begitulah saya dan mantan.

Jika ditanya, “mengapa tidak pindah saja?”, saya mau pindah, asal punya teman-teman rumah yang asik seperti mereka, yang mau memasakkan makanan saat pulang kerja kelaparan atau saling menjaga saat yang lain sedang sakit. Jujur dari awal merantau saya benci jika harus tinggal sendirian, karena jika jauh dari orang tua dan tanpa teman itu benar-benar menyedihkan apalagi jika terjadi sesuatu pada kita, tiba-tiba sakit atau apalah. Saat ada orang-orang yang bisa kau andalkan dan teman berbagi tentu lebih baik.

Pasti banyak orang yang tidak bisa menerima alasan atau penjelasan saya, termasuk teman-teman saya atau teman Al, tidak apa. Karena yang merasakannya langsung ya saya, mantan atapun Al.


Selasa, 22 September 2015

Do you love me?

Mengapa kadang aku merasa kau tak cinta, Al? 

Hatiku butuh rumahnya.

Hatiku lelah jika harus berlari kesana kemari untuk menemukan rumahnya, tersesat di belantara atau di banyak rupa manusia. Lelah akan fatamorgana dunia, keramahan maya, juga debar-debar yang buta.

Hatiku butuh rumahnya, ia hanya ingin kembali disana dalam selimut kumalnya yang hangat, dalam kamarnya yang sempit dengan lampu yang temaram, sekali dua terdengar suara jangkrik serta detak jarum jam yang menenangkan.

Hatiku butuh rumahnya, tempat ia pulang membawa seluruh kesedihan juga kebahagiaan dari luar sana. Ia hanya butuh rumah yang selalu menerimanya bahkan saat hal terburuk sekalipun terjadi dalam hidupnya.

Hatiku hanya butuh rumahnya.
Bersediakah kau menjadi rumah bagi hatiku?


~Lullaby 

Jumat, 18 September 2015

Bisakah?

Al, bisakah kisah cinta ini hanya tentang kita tanpa aku harus merisaukan hal-hal lain yang sungguh tidak penting diluar dari kita.


Bisakah kisah ini hanya tentang cinta kita?
Bisakah, Al?



Selasa, 08 September 2015

Dear, Al


Al, aku tidak tahu bagaimana menjadi kamu, bagaimana perasaan kamu. Kadang aku lupa karena terlalu sibuk dengan hati dan pikiranku sendiri. Aku tahu terkadang aku kekanakan dan menyebalkan. Al, aku akan belajar menahan diri, menahan hati agar tidak terburu-buru hingga membuatmu jenuh. Aku akan mencoba meyakinkanmu bahwa aku memang sudah memilihmu sekarang. Dan hati ini akan menjadi milikmu, utuh.


Aku tahu mungkin masa laluku membuatmu sedikit trauma atau harus mengulang-ulang mempertimbangkanku. Aku tahu aku juga tak sebaik yang terbayangkan tetapi sungguh aku tak seburuk apa yang orang lain pikirkan. Aku hanya menjadi aku, terkadang aku hilaf terkadang aku bijak.


Al, aku akan menunggumu sekuat hatiku. Jika sampai tahap itu kau juga tidak merasakan rindu yang sama sepertiku, tidak merasakan perasaan yang sama sepertiku, jujurlah, sebab aku pasti akan tahu bagaimana harus memposisikan diri setelahnya.







Kamu tau, Al?



kupikir tak ada yang lebih indah dari sura hujan,
ternyata decak dari bibirmu saja pun dapat mengalahkannya

Kamis, 20 Agustus 2015

Ia Ayahku

Kau tahu apa yang paling membahagiakan menjadi anak Ayahku? Anak dari seorang lelaki keras kepala, hanya seorang guru di sekolah Madrasah, yang selalu menjunjung harga dirinya, menjaga marwah keluarga, selalu keras mendidik ketiga putrinya? 

Anak dari seorang lelaki yang bahkan hanya seorang perantauan di kampung istrinya, namun hampir seluruh orang di desa mengenalnya. Ia lelaki paling ramah yang ku kenal bahkan pada semua orang. Lelaki pemilik cita-cita tinggi untuk ketiga putrinya. 

Kau tahu, dibalik keras sikap Ayahku, ada hati yang benar-benar tulus dan lembut. Sensitif dan bersahaja. 

Aku tahu tak banyak yang bisa kubanggakan darinya, ia hanya punya cita-cita tinggi, namun tubuhnya tidak terbiasa bekerja terlalu keras. Ia seorang pemikir, cerdas, bukan orang lapangan yang bisa kuat menahan beban.

Ia menceritakan mimpinya, menularkan semangatnya, menurunkan kebaikannya kepada kami. Ia, lelaki sederhana itu tak pernah menyerah untuk ketiga putrinya. 

Katakanlah kau menginginkan sesuatu, ia akan tahajud malam untuk memintakannya pada Allah SWT, ia memang tak punya banyak materi tetapi ia punya banyak cinta untuk kami. 

Ia Ayahku, sebelum aku meminta ia mendoakan keinginanku, ia bahkan selalu bertahajud di sepertiga malam. Aku senang jika baru gajian, menyisihkan sedikit penghasilanku untuknya, maka esok ketika kiriman sudah sampai ia akan menelpon dan berucap syukur, berkata tidak usah dikirim uang yang penting aku sehat, kemudian berterima kasih beberapa kali. Ia Ayahku. Lelaki satu-satunya yang pernah menemani hidupku hingga sekarang.

Semoga Allah selalu menjagamu, membahagiakan dunia dan akhiratmu. Aamiin Yarabbalalamin.

Minggu, 16 Agustus 2015

Si Anak Pangan


Saya tidak akan menuliskan namanya disini, tetapi sudah sejak awal saya menyebutnya si anak pangan sebab dia sedang mengambil jurusan pangan di USU dan belum selesai. Dia suka sekali memasak dan masakannya lumayan membuat saya ingin meminangnya. *Nikahin kaka, Dek *eh :D

Kita sebut saja dia si anak pangan, orangnya manis, sedikit tomboy, suka berpetualang dan selalu bikin saya senyum-senyum, *ah emang dasar saya nya aja yang suka genit sih :p 

Dia teman satu klub menulis saya, sebenarnya umurnya masih di bawah saya tetapi dia masuk dalam klub sudah lebih dahulu setahun, jadi saat awal gabung di klub, saya udah melihat dia. Apakah radar gay saya yang bagus atau memang benar saya yang getek *baca: genit* yang jelas saat saya pertama melihat dia di klub membuat saya selalu ingin meliriknya diam-diam. 

Dia biasanya selalu kebagian menjadi seksi konsumsi. Saya masih ingat saat saya dan angkatan saya masih dalam inagurasi klub, dia yang menjadi koki di dapur, dia yang memasak semua makanan yang sederhana tetapi rasanya luar biasa. 

Kemudian karena kami ada banyak materi saat inagurasi salah satunya ada diisi dengan perkenalan senior, jabatan dan cerita-cerita seputar kegiatan tulis-menulis atau perkuliahan mereka. Saat itu saya baru sadar ternyata yang memasak makanan itu adalah dia.

Sebelum berakhir kegiatan inagurasi, kami disuruh menuliskan pesan dan kesan selama inagurasi ataupun materi yang diinginkan untuk diadakan di klub menulis itu. Saya sengaja betul menuliskan dengan ukuran besar bahwa saya benar-benar menyukai makanan saat inagurasi. Saya tahu dia pasti membaca tulisan saya itu, sebab saat ditanyakan lagi secara face to face oleh panitia saya langsung teriak kalau makanannya enak :D

Sayang setelah kegiatan inagurasi itu berlangsung saya tidak pernah melihat kedatangannya lagi di sekret kami, ternyata setelah saya korek-korek dan coba cari tahu sana sini kemanakah dia, ternyata dia PKL karena sudah dekat dengan semester akhirnya. Baiklah, maka cerita pun terputus disana. Saya pun move on. 

Nah beberapa bulan belakangan ini dia kembali menunjukan diri, sering muncul lagi di sekret dan saya sudah berhasil mendapatkan pin bbm-nya *Yeeessss! Saya jadi sering stalking dan beberapa kali dia suka berkomentar soal DP bbm saya, saya juga begitu, mencoba memberanikan diri mengobrol dengannya.

Akhirnya hubungan kami sedikit lebih mencair, dan beberapa kali bertemu saya sengaja mencoba bercanda secara langsung dengannya, ternyata anaknya benar-benar lovable, menyenangkan dan manja! :D

Nah, hingga tulisan ini saya buat, saya masih tersenyum senang dengan kejadian hari ini. Kami mengadakan kegiatan acara 17an bersama anak-anak di bantaran sungai di kota kami, anak-anak disekitaran sekret klub kami. Sejak pagi hingga sore, namun ditengah-tengan diisi dengan kegitan materi oleh senior yang baru pulang dari Jogja dalam rangka melanjutkan S2nya disana. 

Pada saat mendengarkan materi, ada sisa kurma saat kami melakukan buka bersama puasa kemarin. Saat itu kami dikirimi kurma satu kotak kardus besar, banyak sekali sisa kurma maka disimpanlah sebagian. Saat kurma ada didekatnya dia tidak mengambilnya, namun saat saya menyuruh teman mengambilkan untuk saya ternyata dia yang dari sebrang komat-kamit manja, berbisik mau minta kurma. Saya makin menjahilin dengan kedip-kedip mata dan menjilat kurma sambil mengejeknya, dia tertawa dan saat selesai materi dia lari ketempat saya duduk bersila, dia lari kepangkuan dan duduk dalam pelukan saya, menyubit kedua pipi dan mengatakn kalau ia gemeeesss!. Teman-teman di samping kanan kiri keheranan sambil mengejek. Saya malah ikut mengejek dan menambahkan, "iya harusnya kalau mau mesra-mesra jangan disini, ya kan? Nanti di kamar aja".

Maka sejak kejadian itu, kami jadi saling pandang dan curi-curi perhatian seharian. Entahlah apakah itu hanya perasaan saya atau memang benar begitu. Maunya sih iya, tetapi ada rasa penolakan juga di hati :D
Entah apa maunya hati saya, selalu dalam kegalauan sepertinya :D

Kegalauan yang Berlarut-larut


 “Cintaku tak setebal novel kesayangmu
Tiba sampai lembar terakhir maka berakhir pula rasa itu
Tidak, tidak.
Kau kelemahan sekaligus kekuatanku
Jangan pergi. Jangan pergi” Lullaby


Aku mengenal wanita ini lebih dari 5 tahun yang lalu, kami berkenalan melalui media sosial. Namanya Silver dan saat itu aku memakai nama depanku sebagai nama akun ku. Kami suka membahas hal-hal konyol, berkomentar yang tidak nyambung serta status antah berantah lainnya. Suatu hari ia meminta nomor telpon ku, saat itu aku masih awal mengenal dunia lesbian dan baru membuka akun facebook khusus lesbian sekitar 1 tahun. Awalnya aku sempat menjalin hubungan dengan seseorang, penyuka hujan, bermata sendu sayang aku hanya dijadikan selingkuhan.

Kemudian Silver datang, kupikir akun lesbian hanya untuk iseng saja, saat kutanya Silver ternyata ia tingal di kota Aceh sedangkan aku ada di Medan, jadi kupikir kami tidak akan pernah bertemu, lagi pula aku belum siap untuk menghadapi kenyataan pacaran di dunia nyata dengan seorang wanita. Ternyata 2 mingggu sekali ia diberi ijin untuk pulang ke Medan maka kami pun memutuskan bertemu.

Singkat cerita satu tahun kami menjalani LDR Aceh-Medan kemudian setelahnya kami tinggal bersama. Ia memutuskan pindah kerja ke kota Medan agar bisa menjagaku yang sering sakit saat itu karena kondisi tubuh yang tidak stabil. Hari berjalan indah, banyak sekali kebahagiaan yang kami bagi bersama juga tangis dan amarah disela-sela kebahagiaan, kata  putus sambung dalam hubungan juga biasa, semua tak menjadi masalah, kami bisa menghadapinya. Aku berselingkuh, ia memafkan. Kami berbaikan dan melanjutkan hidup bersama, hingga suatu hari kami bertengkar dan tak satu pun ingin memperbaiki, saling mendiamkan saling tidak perduli.

Aku pasti selalu menjadi orang pertama yang mengajaknya berbicara lagi, namun kali ini ia tidak ingin membicarakannya, hingga berbulan-bulan hubungan kami pun menggantung. Ia sibuk dengan kantor barunya, teman-temannya juga wanita yang tanpa sengaja kubaca dari buku hariannya ia tuliskan sebagai seseorang yang juga ia kagumi. Hingga tiba pada saat itu aku tahu alasannya. Dia jenuh dengan hubungan kami, dengan sikapku. Kutanyakan bagaimana hubungan kami, ia katakan sudah berakhir. Maka akupun mempersiapkan hati, sambil sesekali menebar pesona di media sosial.

Tak lama aku pacaran dengan seorang wanita yang masih dekat dengan kotaku. Silver bertanya, aku menjelaskan semuanya namun ternyata saat itu ia menangis, ia katakan semua salahku. Aku tidak pernah belajar dari kesalahanku dan hal-hal lainnya. Saat aku meminta putus ia sibuk memperbaiki dan membujuk agar kami baikan kembali namun saat ia meminta putus ternyata aku menyerah dan justru mencari wanita lain. Aku tidak paham dengan penjelasannya sebab sebelumnya aku sudah bertanya dan mengkorfirmasi namun mungkin karena saat itu kami sama-sama emosi maka kata sayang dan cinta jauh kami simpan didasar hati.

Hanya satu bulan lebih akhirnya aku menyerah dengan wanita yang baru ku kenal itu, selain ia selalu cemburu dengan Silver ia juga sangat labil dan aku muak. Aku memutuskan berpisah, karena aku tahu saat itu aku tidak menginginkan orang lain selain Silver. Aku tahu bagaimana rasanya kehilangan dia, benar-benar menyiksa. Sayang, saat ia tahu aku putus egoisnya kembali ada dipuncak, mengejekku dengan sindiran. Dia tahu aku lemah tanpanya, dia tahu betul aku masih sangat mencintainya, masih menginginkannya ada dalam hidupku maka ia tertawa puas untuk semua kegagalan move on-ku.

Berkali-kali aku manyatakan sayang dan cinta membujuknya untuk balikan, ia tidak mau. Namun setiap kali aku dekat dengan orang lain ia cemburu. Bagaimana hubungan ini sebenarnya? Aku sudah terlalu nyaman hidup bersama dengannya dan aku tahu dia juga begitu. Kami masih tinggal bersama, sebab kami menyewa rumah bersama di kota ini, masih tidur satu ranjang tapi tidak dalam artian berhubungan seks karena sudah lebih dari satu tahun rasanya kami tidak pernah lagi having sex. Jika dikatakan itu salah satu penyebab kami putus tentu salah besar, sebab dari awal kami pacaran sex memang bukan hal yang selalu kami lakukan. Kami lebih menikmati berjalan diantara rak-rak buku atau dipinggiran pantai sambil bergenggaman.

Lalu masih cintakah ia kepadaku saat ini, aku tidak tahu. Ia kebahagiaanku sekaligus kegalauanku yang berlarut-larut. Aku mencintainya, tidak pernah sedikitpun berkurang. Entah bagaimana dengan perasaannya.
“Mengapa cinta itu harus begitu menyakitkan, bukankah kau hanya perlu bahagia ketika ada orang yang begitu mencintaimu, selalu mendahulukan kemauanmu diatas segala hal bahkan keperluannya sendiri?
Mengapa cintaku terasa begitu menyesakkanmu dan bukan membuatmu bahagia?”.


Tulisan ini dimuat di majalan Online Lesbian: Sepoci Kopi dengan beberapa editan ;)
http://sepocikopi.com/poci/2015/08/15/kegalauan-yang-berlarut-larut/

Sensitif kalau udah urusan ini -_-


Pernah mencintai seseorang yang berbeda keyakinan? Bukan soal kamu yakin kamu cakep tapi dia enggak, ini soal beda agama maksud saya. Atau pernah menjalin hubungan dekat dengan seseorang yang berbeda agama? Yah kali ini saya ingin sedikit membahas soal ini.

Pemahaman soal berbeda agama ini sedikit pelik jika sibuk dicari-cari perbedaannya, namun menjadii sederhana dan seolah tak menjadi penghalang jika sama-sama saling toleran. Nah, saya sebagai muslim dan pernah mengalami sendiri kondisi ini ingin sedikit bercerita atau berbagi saja, sama sekali tidak bermaksud menggurui atau apalah itu pikiran negatif yang membuat kalian berprasangka buruk. Buanglah, karena sungguh tidak ada maksud demikian.

Kebetulan saya memang dari kecil tinggal dilingkungan muslim, bersekolah juga di sekolah agama hingga suatu hari saya menjalin hubungan dengan kekasih perempuan saya, sebut saja Ms X yah. Saya memang sedikit kewalahan di awal-awal hubungan kami, apalagi jika dia mengajak saya untuk berkunjung kerumahnya dan menginap.

Berkali-kali saya sempat menolak dengan mencari-cari alasan yang tidak sampai membuatnya sakit hati, hingga hubungan kami sudah sampai ketahap sedikit sudah saling terbuka dan terus terang menjelaskan. Jadi, ketika ia kembali mengajak saya maka saya to the point bertanya soal yang sedikit sensitif, seperti: Bagaimana nanti jika saya mau sholat, Apakah anjingnya masuk ke kamar, gimana soal makanan di rumah, apakah ibunya sering memasak *maaf* babi atau yang saya tidak boleh makan lainnya, samapai tempat untuk memasaknya. Kemudian dia berhasil meyakinkan saya maka dengan bismillah yang berulang-ulang saya ucakan saya pun ikut kerumahnya.

Ibunya memang pembersih sekali, dan mereka tidak memelihara anjing unt di dalam rumah, jadi saya sedikit merasa lega. Nah masalah lain muncul ketika harus makan atau tidak, berkali-kali datang berkunjung kami hanya masak mie dan telur karena ia tidak berani juga meyakinkan saya soal makanan halal dan haram, namun seiring waktu ibunya juga mengerti dan saya kembali meyakini bahwa ibunya sudah paham, ia tidak memasak dengan alat yang sama ataupun bekas minyak yang sama untuk saya, jika misalkan ia telah memasak makanan yang saya tidak boleh makan, maka ibunya sendiri yang akan mengingatkan  Ms X untuk membedakan mana yang bisa saya makan dan yang tidak.

Namun diawal saya yang selalu dimasakan mie oleh si Ms X ini, kakaknya pernah marah-marah karena ia bilang saya tidak menghargai makanan dirumah ibunya, namun karena kakaknya di jakarta tidak tinggal dengan ibunya maka si Ms X berhasil menenangkan ibunya. 

Memang betul sebagian muslim sendiri tidak perduli soal ini, tetapi boleh percaya atau tidak sebagian kami juga masih ada yang menjaga dan mencoba memilah. Jujur saya bukan muslim yang sangat taat, saya hanya masih melakukan beberapa yang wajib saja, banyak hal lain yang masih saya langgar namun untuk yang ini saja punya pandangan sendiri.

Kakaknya bilang, temannya yang muslim jg kalau datang kerumahnya ikut makan apa saja yang dia masak. Memang benar, tetapi berhubung saya sedikit belajar soal ini maka akan menjadi 4sks setidaknya jika harus saya tuliskan disini.

Nah, saya dan Ms X sudah saling paham dan amat sangat mengerti soal ini sebab kami sudah bersama selama 5tahun. Bahkan sering ia yang menegur atau mengingatkan saya jika saya hilaf, lupa atau tidak tahu. Semisal mengajaknya makan di suatu tempat yang tidak jelas halal haramnya apalagi dilingkungan non muslim, dia pasti bilang.

Namun sekarang saya dekat dengan seseorang yang lagi-lagi beda agama, maka persoalan ini terulang kembali. Memakan makanan di rumahnya akan menjadi sesuatu yang harus dipersoalkan. Lagi-lagi dia berpendapat soal menghargai Ibunya yang dengan sengaja memasak untuk saya namun saya tidak memakannya.

Pernah saya sarapan pagi juga sambil ngobrol dan menemani ibunya memasak di dapur, saya pernah makan dengan bismillah yang berkali-kali saya ucapkan kembali. sungguh ini bukan soal kebersihan, sama sekali bukan, tetapi soal tempat memasak yang sama yang digunakan untuk memasak, dan bagi saya jika saya ragu maka saya lebih memilih untuk tidak memakannya.

Karena kali itu saya sangat ingin sekali menghargai ibunya dan keluarganya, maka saya pun ikut makan, namun memang hanya baru sekali itu. Hingga malam kemarin ibunya lagi-lagi sengaja berbelanja untuk memasak makanan. Sungguh saya ingin sekali memakannya namun hati saya menolak, saya harus bagaimana?

Saya bukan membandingkan dia dengan Ms X tapi ini menjadi pelajaran, karena saat dulu kejadian seperti ini terjadi Ms X lah yang menjadi penengah, ia pelan-pelan menjelaskan, berkali-kali mengulang dengan bahasa yang baik yang membuat ibunya akhirnya mengerti dan paham.

Nah ini lah yang saya harapkan kali ini dari dia, seharusnya dia menjadi penengah bukan malah justru bete dan membenci saya dengan menyalahkan bahwa saya tidak menghargai ibunya yang sudah memasak dan lain-lain.

Saya sudah mencoba makan sekenyang mungkin sebelum pulang ke rumahnya, pulang selarut mungkin agar ibunya sudah tidur dan tidak menyuruh makan dan pergi sepagi mungkin sebelum saat sarapan tiba dengan alasan terburu-buru. Sungguh saya sudah berusaha menghindar sebab saya tidak ingin menyakiti hati ibunya. 

Saya menghargai jika kalian yang beragama lain memakan apapun yang menurut kalian baik untuk kalian, tetapi jangan menyuruh kami apalagi jika kalian tau persoalan ini, bahwa makanan haram itu bukan karena bermaksud makanan itu menjijikkan tidak. Ini jauh lebih dari itu, jika kalian yang nonmuslim menganggap kami sok suci, sok bersih sungguh persoalannya tidak sesederhana itu. Bukan cuma makanannya saja yang membuat haram namun tempat pengolananya juga, alat yang digunakan itu juga harus di ‘samak’ jika ingin disucikan versi kami. Dan ini sulit sekali diterima bagi mereka yang menganggap ini hanya persoalan sepele. Maka seperti saya katakan akan butuh setidaknya 4sks untuk menejlaskannya atau jika kalian cerdas dan ingin mengetahuinya kalian bisa membaca dari buku atau google yang situsnya benar bukan abal-abal.

Lalu untuk urusan yang kalian katakan, "ah kawan aku ada muslim tapi makan apa aja yg dimasak ibuku". Nah soal itu wallahua'lam. Bukan urusan saya, karena bagi saya yang berpengetahuan rendah ini cukuplah apa yang saya tuliskan itu untuk mewakili hati saya. Terserah orang lain mau bagaimana, karena bagi saya saling menghaargai itu bukan soal "Kau makan apa yang aku makan, tetapi tentang aku menghargai apa yang kau makan jika itu menurutmu baik". Sudah. Sebab saya juga menghargai mereka yang tidak berpuasa saat saya berpuasa, menghargai yang tidak sholat saat saya sholat, menghargai kesukaan mereka yang mepunyai anjing. Dan saya tidak pernah mengajak Ms X atau dia untuk sholat, berpuasa atau menghalang-halangi mereka ibadah sesuai kepercayaan mereka.

Nah, bagi saya yang cupu dan bodoh ini, menghargai itu cukup ; Untukmu agamamu dan untukku agamaku. Kau kerjakan mana yang baik menurutmu dan aku lakukan mana yang baik menurutku, saling menghargai hanya sesederhana itu bagi saya.

Jika ada yang sensitif, kurang paham, sepele bahkan tidak perduli dan tidak mau tahu itu hak mereka dan jika masih ada yang ingin tahu saya hanya sedikit melakukan apa yang saya tahu, sisanya hanya soal kembali saling menghargai saja.

Jumat, 14 Agustus 2015

Realy Hate U

Saya kenal perempuan semacam kamu. Datang disaat kesepian. Dan saya tahu betul isi kepala kamu jika saat ini kamu tidak mencariku.

Perempuan semacam kamu harusnya saya hindari, itu lah sebabnya sejak dulu saya tidak pernah bisa menerima cintamu. Sebab saya tahu, kamu palsu.

Kamu bisa bohong dengan siapa saja semaumu, tapi tidak dengan saya. Saya bisa membaca manusia seperti kamu. Seberapa banyakpun kebohongan yang kamu lakukan untuk terus menutupi kelakuanmu, busuknya tetap akan tercium. 

Dan saya sedang benar-benar membencimu. Semoga saya segera dijauhkan darimu. Aamiin.

Senin, 29 Juni 2015

Getek *genit



Saya suka bermain di social media, dan saya memang salah satu yang aktif walaupun kadang kalau bosan merajalela bisa berhari-hari saya tidak ada update status atau pun sekedar share sesuatu. Tapi berhubung lebih sering aktfinya dari pada enggaknya yah jadi saya lumayan punya beberapa temen yang sering mampir main di status untuk bales-balesan komentar.

Sebagian isinya ya sekedar bercanda atau saling bully aja, tapi sebagian lain isinya goda-godaan. Saling gombal-gombalan. Nah, lucunya ketika kita saling gombal ini justru kadang orang yang gak kenal baik sama kita yang justru suka menyimpulkan hal-hal yang mereka kadang gak ngerti konotasi becanda kita.

Saya libra, bershio kelinci, berdarah B dan sanguine jadi maaf kalau saya terlihat “suka tebar pesona” kalau kata si ex. Darah itu gak bisa bohong men, ya mau gimana lagi. Tapi percaya gak percaya kalau kalian cuma kenal saya dari luar yah memang pasti akan menyimpulkan demikian dan saya sih gak akan ambil pusing dengan hal-hal semacam itu. Tapi buat yang kenal saya sudah lama atau kenal saya dekat di dunia nyata, mereka akan tau bagaimana saya sepenuhnya. Karena sejak saya terjun bebas di dunia maya dan dunia per-LGBTan saya cuma mencintai satu orang, SILVER.

Dunia boleh jungkir balik, hati saya boleh dihancurin berkali-kali, dan saya boleh diPDKTin beribu-ribu kali, tapi ujung-ujungnya cinta gak akan salah men. Cinta saya gak bisa hilang. Dan saya gak pernah malu untuk bilang kalau saya belum bisa move on, karena saya udah gak peduli. Kalau beberapa waktu lalu saya sibuk ingin move on dan berhenti mencintainya, saya sudah berusaha. Saya berusaha dengan sungguh. Mencoba terima flirting-an perempuan-perempuan itu, mencoba tertawa dan sok bahagia dengan perkenalan-perkenalan baru. Tapi mau bagaimana lagi, kalau hati saya tetap terkunci di satu loker yang orang lain tak bisa mengusiknya. Kuncinya saja sudah saya telan bulat-bulat.

Dan untuk tebar pesona di social media itu, percaya deh. Kalau saya hanya menyebarnya di depan umum alias di beranda, di komentar status itu artinya saya tidak serius. Coba tanyakan apakah mereka pernah saya minta nomor telpon atau pin atau whatapp mereka? Nah kalau pernah dan saya PDKTin secara jor-joran juga di japri *jalur pribadi* baru deh boleh dibilang kalau saya lagi tebar pesona sama itu orang. Jadi jangan suka suudzon, biarpun kayaknya saya yang suka bikin kalian suudzon hahhaha

Tenanglah, karena ketika saya betul jatuh cinta justru saya akan hening, mencintainya dalam diam dan kalau pun ada satu dua puisi yang saya tulis itu akan menyamarkannya dari keinginan kepo kalian :p

Kecuali dengan Silver dulu, karena semua orang sudah tau dia dan saya punya hubungan bahkan sejak jaman mesolitikum *haish :D

Minggu, 28 Juni 2015

#HujanBulanJuni #Novel #SapardiDjokoDamono

Kasih sayang mengungguli segalanya menembus apa pun yang tidak bisa dipahami oleh pengertian pinggir jalan tidak akan bisa dicapai tidak bisa dibincangkan dengan teori metode dan pendekatan apa pun bahwa kasih sayang ternyata tidak cabul ternyata terasa semakin pesat lajunya walau waktu yang selalu tergesa-gesa terasa berhenti ternyata bukan godaan untuk mendesah dan terengah bahwa kasih sayang ternyata tidak pernah menawarkan kesempatan untuk tanya-jawab yang tak berkesudahan bahwa kasih sayang ternyata buah ruang kedap suara yang merayakan senyap sebagai satu-satunya harap yang semakin khusuk pelukannya kalau senyap yang tanpa aroma tanpa warna tanpa sosok tanpa asesori mendadak terbanting di lantai kemudian melesat terpental ke langit-langit untuk turun perlahan sangat perlahan memeluk dan membujuk mereka berdua agar tidak usah mengatakan sepatah kata pun sedesis huruf pun sebab kata cenderung berada di luar kasih sayang dan kasih sayang tidak bisa disidik dengan kata sekalipun berupa sabda bahwa ketika berpelukan mereka merasa seperti dituntun untuk sepenuhnya mempercayai bahwa kasih sayang tidak lain adalah Kitab Suci yang tanpa kertas tanpa aksara tanpa surah dan ayat tanpa parabel tanpa kanon tanpa nubuat tanpa jalan tanpa karma tanpa gerak tanpa siut yang membujuk mereka membayangkan dua ekor kuda jantan dan betina yang saling menggosok-gosokkan lehernya di perbukitan ilalang yang menjadikan tempat bertengger bagi butir-butir embun terakhir kalau cahaya matahari pertama bersinggungan dengan cakrawala bahwa kasih sayang adalah Kitab Suci yang tersirat.
Bahwa kasih sayang beriman pada senyap.

#HujanBulanJuni_Page 44-45

Jumat, 26 Juni 2015

Kenangan


Ada sebuah kerinduan yang menjalar seiring tarikan nafas saat ku ingat namamu. Kenangan yang menari-nari. 

Kamis, 18 Juni 2015

Aku Menjanjikanmu Cinta

Karena dengan cinta saja tak cukup untuk membangun langit tempatmu berteduh

Karena cinta saja tak cukup untuk membuatmu tak berpeluh

Karena cinta saja belum cukup saat kau mengeluh

Namun sayang, aku hanya mampu memberikan cinta yang sungguh padamu

Hingga saat kau kehujanan kau bahkan menari dibawahnya

Pada saat terik mentari kau bahkan bersyukur dengan cahayanya

Hingga saat kau ingin mengeluh
kau ingat bahwa sungguh tak pernah ada alasan bagimu untuk mengeluh!

Karena Aku menjanjikanmu cinta

Selasa, 09 Juni 2015

Noname

Kau muncul disela-sela jam sibukku
Kemudian tenggelam dalam lamunanku
Kau terbaca dalam kertas berserakan di atas meja
Kemudian lenyap tak tereja
Ah, mengapa pertemuan denganmu menjadikanku bahagia sekaligus merana

Seharusnya aku ikut pergi saat pendakian ke Sibayak bulan lalu, rasanya kesempatan aku mengenalmu lebih dekat akan terbangun saat itu. Sayang aku masih ada tanggung jawab event yang belum tuntas dan harus meng-cancel acara Srikandi itu.

Kemarin saat hari pertama buka bazar di kampusmu, aku teringat kembali tentangmu kemudian sepertinya sekelebat kulihat kau saat kita sama-sama antri ber wudhu di Masjid kampusmu, namun saat itu aku tidak yakin kau masih mengingatku. Ternyata setelah selesai sholat aku bertanya pada temanku yang kemarin ikut pergi denganmu, dan benarlah itu kau.

Ah, jantungku semakin kencang saja setelah hari itu.

Tidak disangka hari kedua kembali aku bertemu denganmu, kau menyapa temanku lalu menatap lembut ke arahku, mengulurkan tangan mengajaku bersalaman kemudian menyapaku, "Kak", katamu sambil tersenyum manis sekali. Dan aku benar-benar salah tingkah hingga rasanya wajahku kaku dan susah tersenyum, ditambah kau masih menggenggam tanganku dan kemudian menciumnya. Nyeess.... Rasanya air wudhu langsung tersiram hingga ke hati. Oh Tuhan, niatku menjadi terguncang sebab wanita ini.

Aku membasuh wajah, dan kau juga berwudhu tepat di sebelahku. Aku selesai  kemudian pindah menghadap cermin kau juga tepat di belakangku, kemudian aku akhirnya memutar badan dan membatalkan niat bercermin. Memastikan jilbabku rapi kemudian sambil menunggu temanku aku bergeser ketepi. 

Sebelum berangkat ke arah masjid kau sempat mencariku, aku tahu sebab aku mengamatimu dari tepian. Begitu kau menemukanku, kau kembali tersenyum dan pamit untuk duluan pergi masuk ke masjid. Aku sudah sedikit bisa melengkungkan bibirku untuk tersenyum padamu.

Tak lama temanku selesai dan kami menuju lantai 2, syaf untuk wanita sholat. Aku mencoba membersihkan niat kembali, mencoba acuh dan tidak mencari keberadaanmu. Kami berjamaah berdua, aku dan temanku. 

Setelah selesai, aku berdoa dan hampir lupa dengan keberadaanmu hingga dari sudut mataku sepertinya aku nemukanmu, lagi. Namun aku seolah tak perduli. Sesekali aku tetap melirik sambil ngobrol dengan temanku. Posisimu membelakangiku, tapi aku rasa kau telah melihatku sebelumnya hingga saat bangkit dari duduk kau langsung menatap kearahku dan kembali pamit dengan gerakan bibir indahmu, "Duluan ya, Kak", sapamu lembut. Aku tersenyum manis sekali sambil mengangguk, mungkin lebih manis dari tebu tetangga rumahku. Entahlah, setelah itu aku benar-benar tidak bisa melupakanmu, lagi. 

Baru kau yang membuat jantungku begitu setelah ribuan tahun barangkali *Dino saurus kali* aku akhirnya bisa merasakan sesuatu kembali, ia bergetar dan aku tersihir terbang melayang. Sayang hari ini dan esok aku tak bisa menemuimu. Kuharap jumat akan ada moment diamana aku bisa lebih dekat dan mungkin mendapatkan kontakmu. Semoga ;)

jaket lusuh

hari ini aku membuka lemari pakaianku menyusun ulang beberapa helai ingatan dan membersihkan debu dari kenangan. aku melihat jaket sag...